Mohon tunggu...
opi novianto
opi novianto Mohon Tunggu... Lainnya - suka dunia militer

Suka otomotif dan dunia militer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Barang Elektronik Andalan Selama Ke Jerman

10 Desember 2016   22:48 Diperbarui: 11 Desember 2016   00:02 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya bisa nonton piala Eropa langsung (Dokumentasi Pribadi)

Dari dulu saya bayangin bisa menapakkan kaki ke benua Eropa. Daftar negara Eropa yang paling ingin saya kunjungi adalah Jerman dan Eropa Timur. Tak dinyana setelah tahun sebelumnya gagal, tahun ini akhirnya bisa merasakan hidup di Eropa. Di Jerman lagi. Tidak sehari tapi hitungan bulan. Wew.

Tapi mumet juga nih untuk menyampaikan kabar tersebut ke istri. Dianya sih pasti senang akhirnya suaminya dapat kesempatan mencicipi pendidikan di Jerman. Tapi kabar buruknya, pasangan tidak boleh ikut. Pasti dia bakal ngambek nih. Siap-siap tameng.

Si istri langsung cemberut mendengar kabar tersebut. Ia coba mencari celah, misal menyusup kek, cari penginapan murah di dekat penginapan yang disediakan panitia atau hubungi warga couchsurfing yang biasanya mudah dimintai tolong berbagi akomodasi.

Saya menggeleng dan menolak semua idenya. Yang bikin idenya semua mental kota yang dituju berpindah-pindah, jadinya lokasi penginapannya tidak tetap. Setiap dua minggu berpindah dan tidak setiap tempat menyediakan satu kamar untuk tiap individu. Aturannya juga dimuat jelas di ketentuan. Gawat kalau gara-gara ketahuan istri nebeng, diriku bisa-bisa dipulangkan paksa.

Akhirnya masih dengan cemberut ia menjawab tidak apa-apa sendirian. Kasihan juga...pukpukpuk. Eh tapi kan di rumah ada kucing yang diberinya nama Nero, pasti dia nggak bakal begitu kesepian. Sebenarnya nggak baik sih kucing di dalam rumah, tapi untuk saat ini tak apa-apalah.

Ya masalah nomor satu beres. Masalah nomor dua adalah barang-barang yang harus dibawa. Koper di rumah rasanya kurang besar. Baju hangat harus bawa beberapa, juga dalaman yang disebut long john soalnya kata teman di sana masih masuk musim dingin. Terpenting juga makanan. Istri menyiapkan makanan kering, bumbu masak siap saji dan sambal botolan. Ada rendang kemasan juga. Top markotop. Centang poin makanan dan barang, beres.

Waktu kulihat koperku lagi la kok penuh sesak padahal masih ada yang belum terbawa. Kucek lha kok isinya banyak banget mie instan. Eh istri nawarin bawa beras segala. Walah, kayak mau pindahan aja.

Oleh karena waktu bepergian ke Eropanya lama, si istri menyarankan bawa rice cooker mini. Dulu ia punya waktu masih lajang tapi sudah rusak. Akhirnya kami pun memasukkan mini rice cooker dalam daftar barang elektronik yang harus dibawa. Jika kangen makan nasi, bisa langsung masak di rice cooker.

Barang elektronik memang penting sebagai teman perjalanan. Bersama istri, aku mendaftar barang elektronik yang perlu kubawa selama ke Jerman.

Yang pertama dan terpenting tentunya smartphone alias mobile phone. Punyaku sudah lecet-lecet dan suka hang gara-gara sering jatuh. Permukaannya agak licin. Kayaknya perlu ganti nih.

Istri cemberut mengingat hape terakhir adalah pemberiannya. Aku perlu mobile phone yang kapasitasnya lebih oke, yang bisa multitasking dan tidak gampang hang, bisa buat main game, dan kualitas buat nyetel musiknya juga mantap, biar di kamar tidak bosan. Sebagai teman mobile phone, saya pun menyiapkan power bank. Dua buah sekaligus, kuatirnya di sebuah tempat nanti susah charger hape.

Berikutnya adalah laptop karena ada banyak tugas dan laporan. Untuk saat ini tidak apa-apa deh pakai laptop kantor.

Ponsel, laptop, power bank dan rice cooker mini sudah masuk daftar. Kucari-cari kamera digital kami. Sejak di tempat suci India kamera itu bermasalah dan ternyata sampai sekarang juga sama. Kamera digital pun masuk daftar. Anggaran untuk kamera digital maksimal Rp 3 juta, yang bisa menghasilkan gambar terang, detail dan cepat fokus.

Kamera digital hasil berunding berdua (Dokumentasi Pribadi)
Kamera digital hasil berunding berdua (Dokumentasi Pribadi)
Bagaimana dengan colokan di sana ya? Aku pun memasukkan travel adaptor. Kan rugi jika sudah bawa macam-macam tidak bisa dicolok.

Jadinya barang elektronik yang bakal kubawa yaitu ponsel, laptop, power bank, rice cooker mini, kamera digital dan travel adaptor. Kecuali laptop, aku perlu belanja.

Seperti layaknya netizen yang melek internet, saya pun mengecek harga melalui web. Pada bulan Desember tahun lalu Electronik City juga banjir diskon. Aku memeriksanya di website Electronic City dimana ada pengkategorian juga bisa disetel harga minimum dan terendahnya.

Website Electronik City (Dokumentasi Pribadi)
Website Electronik City (Dokumentasi Pribadi)
Setelah harga dan jenis barang yang kuinginkan sudah kutulis maka aku dan istri pun berangkat ke Electronic City di Cimanggis Square yang tak jauh dari rumah. Di sini tempat belanjanya luas dan petugasnya ramah. Meski suka belanja online untuk urusan barang elektronik, kami berdua suka membelinya langsung agar bisa dicoba dan benar-benar yakin ingin membeli produk tersebut.

Singkat cerita, tak lama setelah itu aku berangkat ke Eropa. Di sana ada banyak hal menarik yang membuatku tak bosan untuk memotret. Tapi aku cepat homesick terutama dalam hal masakan. Syukur-syukur ada rice cooker mini. Tinggal beli beras aku bisa masak nasi dan menyantapnya dengan rendang. Masakan Indonesia memang luar biasa.

Teman-teman lain sudah kangen makan nasi dan lauk rumahan, eh aku tenang. Ada rice cooker gitu lho. Yang lain kemudian ikut-ikutan beli rice cooker di Jerman yang selisih harganya lumayan.

Hampir setiap dua minggu sekali kami berpindah tempat. Start di Berlin, kemudian menuju Munster, Heidelberg dan kota-kota lainnya. Saya dan teman-teman diajak ke parlemen Jerman, melihat BPJS ala Jerman. Yang serunya, saya dan beberapa orang dari Indonesia sempat menonton piala Eropa. Wew atmosfernya itu. Berkat kamera digital dan mobile phone semua itu bisa didokumentasikan lewat gambar dan juga video pendek.

Berkunjung ke parlemen Jerman (Dokumentasi Pribadi)
Berkunjung ke parlemen Jerman (Dokumentasi Pribadi)
Saat rehat dari studi, saya dan kawan-kawan juga sempat ke Belanda dan Praha. Di sini menginapnya beramai-ramai jadinya nge-charge hape pun antri. Untung bawa powerbank dua. Aman. Saat ke kota yang colokannya beda dengan di Indonesia, aku juga santai. Ada travel adaptor.

Negeri Kanal Belanda (Dokumentasi Pribadi)
Negeri Kanal Belanda (Dokumentasi Pribadi)
Laptop memang tetap senjata dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah. Tugas buat makalah, tugas kelompok juga ujian selalu ada. Jika bingung nonton teve karena sebagian saluran berbahasa Jerman, maka aku pun nonton video di youtube. Akses internetnya kencang di sini dan WIFI hotel gratis, jadi bisa nonton video lancar.

Untuk mobile phone, selain membantu untuk memotret, membuat video, ia membantu dalam urusan peta. Biar hemat saya lebih sering jalan kaki. Dengan aplikasi peta di ponsel maka saya pun tidak takut tersesat. Juga bisa dilihat di peta, lokasi toko, halte bus dan lain-lain.

Yang terakhir ini nih yang paling penting. Komunikasi. Hampir setiap hari kami saling menelpon. Biar kantong tak jebol kami pun menelpon via aplikasi chatting, sehingga hanya menyedot kuota internet. Awalnya kami ngobrol lewat laptop, tapi karena kurang praktis kami pun ngobrol via hape. Kami janjian waktu menelponnya, terkadang di Indonesia kata istri sudah dini hari. Waktu itu kami merasakan puasa dan lebaran berjauhan, jadinya benar-benar terasa pentingnya mobile phone untuk berkomunikasi.

Mumpung Electronic City bakal merayakan ulang tahunnya ke-15, siapkan daftar belanja elektronik, biasanya banjir diskon. Barang elektronik seperti gadget memang terbukti sangat membantu dalam travelling. Yang ingin liburan akhir tahun persiapkan gadget yang ingin dibeli agar bisa liburan maksimal.

Gereja di Muenster (Dokumentasi Pribadi)
Gereja di Muenster (Dokumentasi Pribadi)
Sudah dibagikan via twitter

Facebook

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun