Mohon tunggu...
opi novianto
opi novianto Mohon Tunggu... Lainnya - suka dunia militer

Suka otomotif dan dunia militer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hotel Bujet Bernuansa Kekeluargaan Makin Diminati

24 Juli 2015   18:44 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:09 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar Peta Dunia yang Menggambarkan Keharmonisan dan Keramahan"][/caption]

Seiring dengan semakin mudahnya mobilitas manusia dan barang yang disebabkan oleh tersedianya berbagai pilihan moda transportasi dan infrastruktur penunjang pariwisata, maka peminat wisata pun bertambah banyak. Hal ini tidak mengherankan karena bersamaan dengan membaiknya perekonomian Indonesia dan naiknya pendapatan per kapita maka dampak yang bisa dirasakan adalah bermunculannya golongan penduduk yang kerap disebut “kelas menengah”. Golongan ini sudah bisa mememuni kebutuhan premier dan sekundernya juga mulai bisa “naik kelas” sedikit merambah kebutuhan tersier, sesuatu yang sebelumnya tidak dimasukkan ke anggaran belanjanya.

Salah satu kebutuhan tersebut adalah berwisata, sehingga yang “naik kelas” tadi banyak yang menjelma menjadi “turis”. Ada yang langsung naik kelas dengan tipe perjalanan yang cukup menguras kantong. Ada pula yang bertahan dengan tipe low budget alias anggaran pas-pasan. Hal tersebut turut dimanjakan pula oleh menjamurnya maskapai LCC, Kereta api ekonomi dengan air conditioner, maupun penginapan/hotel budget yang tumbuh subur di sekitar destinasi wisata guna mencoba menangkap peluang bisnis ini.

Hotel bujet yang memiliki segmen backpacker ataupun segmen keluarga yang memiliki anggaran menginap pas-pasan. Bahkan jaringan hotel ternama dan “high class” pun turut menciptakan hotel khusus untuk kelas low/mid end ini sebut saja Ibis dengan Ibis Style-nya, Santika dengan Amarisnya,maupun jaringan Fave Hotel yang dimiliki grup Aston.

Saya dan istri sih biasanya tidak ambil pusing untuk urusan menginap. Asal tempatnya bersih dan fasilitas standar terpenuhi. Hotel melati, losmen, guest house ataupun hotel bujet tidaklah masalah. Toh yang penting kami bisa tidur nyenyak selama di penginapan dan hotel itu rata-rata hanya untuk sekedar tidur.

Sejak kesadaran berwisata tumbuh subur, mencari penginapan murah pun tidaklah sulit. Apalagi sekarang ada banyak situs pemesanan penginapan seperti agoda, booking.com, dan klik hotel untuk situs lokal.

Di antara penginapan bujet pas-pasan, kami menyukai penginapan yang penghuninya bisa berbaur. Apalagi jika kami berdua bisa memasak di dapur. Lumayan membantu untuk menghemat pengeluaran makan atau saat kelaparan pada dini hari atau juga untuk menghindari masakan hotel yang biasanya “mblenger”, enak tapi cepat bikin bosan.

Saat kami pulang kampung ke Malang kami memesan penginapan dengan harga terjangkau di Kota Semarang. Just Inn namanya. Penginapan ini terletak tak jauh dari Simpang Lima, persisnya di Jalan Kartini 2 No 15. Masuk gang sih tapi stafnya membantu, jadinya tidak susah menemukannya.

 [caption caption="Ruang Duduk dan Bersantai di Lantai Dua Just Inn Semarang"]

[/caption]

Akhirnya kami tiba di penginapan ini sudah malam, sekitar pukul 22.00, setelah berjam-jam berkendara. Aku minta istri untuk check in sementara mobil kuparkirkan. Penginapan ini lahan parkirnya terbatas, sehingga terpaksa kami parkir di jalan umum depan hotel. Tapi sih lega dan aman lho karena ada yang jaga. Urusan check in cepat selesai. Kami mendapat kamar di lantai dua.

 [caption caption="Alat Fitness Bisa Digunakan Para Tamu"]

[/caption]

Sembari membawa tas ke lantai dua, saya perhatikan sepertinya tidak banyak tamu yang menginap. Oh kata pemuda yang kebagian tugas menjaga, penginapan ini memang tidak memiliki banyak kamar. Hanya ada dua di tiap lantai. Jadi satu rumah hanya memiliki empat kamar, begitu juga rumah di sebelahnya.

 [caption caption="Meja Makan untuk Tamu di Lantai Dua"]

[/caption]

Di lantai dua ada meja makan, tempat untuk menonton televisi lengkap dengan sofa dan karpet mini dan juga peralatan fitness. Ada juga balkon dan kamar mandi yang digunakan untuk penghuni lantai dua.

Awalnya sedikit kecewa juga kamar mandinya ada di luar kamar. Tapi karena penghuninya hanya berempat, rasanya tidak masalah. Toh kami juga tidak setiap saat menggunakan kamar mandi.

 [caption caption="Kamar Mandi dan Toilet Bagi Tamu Lantai Dua"]

[/caption]

Di dalam kamar ber-AC yang kami pesan hanya ada tempat tidur dan lemari. Sepertinya penghuninya diharapkan untuk benar-benar beristirahat di kamar, bebas dari gangguan. Saya pernah membaca buku, jika sebaiknya kamar tidur bebas dari televisi dan benda yang mengeluarkan radiasi lainnya. Dan nampaknya terbukti, setelah kami bergantian mandi dan berganti pakaian, kami segera pulas sesaat setelah mematikan lampu.

 [caption caption="Kamar Tidur Hanya Berisi Tempat Tidur dan Lemari"]

[/caption]

Kami bangun pagi dengan tubuh segar. Setelah mandi dan berberes bawaan, kami siap sarapan. Ada nasi kuning plus telur rebus, perkedel, sambal, dan mentimun terhidang di meja makan. Meskipun ada meja makan, saya lebih merasa santai sarapan di depan teve yang disambut wajah masam oleh istri yang bersikukuh untuk bersantap di meja makan.

[caption caption="Sarapan Sederhana"]

[/caption]

 [caption caption="Sarapan Sambil Bersantai Menonton Teve"]

[/caption]

Setelah makan, ia menghampiri sofa dan memilah-milah majalah yang ada di bawah meja. Ia kemudian membaca sembari duduk bermalasan di balkon. Tapi tak lama kemudian iapun merasa silau karena matahari semakin tinggi.

 [caption caption="Balkon dengan Dua Kursi"]

[/caption]

Rasanya kurang lengkap sarapan tanpa minum teh hangat. Kami berdua bergegas ke lantai dasar yang memiliki dapur dan ruang mencuci.

 [caption caption="Dispenser Buat Para Tamu"]

[/caption]

Bebas Memasak dan Mencuci Pakaian

Paling enak memang menginap di tempat yang penghuninya diperbolehkan untuk menggunakan dapur. Malam-malam penghuninya bisa saja merasa lapar sementara warung makan di sekitar sudah tutup dan di satu sisi anggaran pun pas-pasan. Memang sih paling-paling memasak makanan instan atau makanan yang mudah dibuat seperti telur mata sapi dan tumis-tumisan. Tapi lumayan kan.

 [caption caption="Para Tamu Bebas Memasak"]

[/caption]

Biasanya penginapan menyediakan air panas atau pemasak air dan juga aneka jenis minuman di tiap kamar. Penginapan yang lebih murah menyediakan fasilitas tersebut di dapur ataupun ruang serbaguna. Kini mulai bermunculan penginapan yang memberikan nilai plus dengan memperbolehkan penghuninya memasak.

Ada berbagai merk teh dan kopi yang tersedia. Kami berdua kompak memilih teh. Setelah menyiapkan minuman, ia menghangatkan bebek goreng yang masih ada dan kami bawa bekal selama perjalanan. Bebek itu dipanaskannya dalam wajan dengan sedikit minyak.

 [caption caption="Mengobrol Sambil Minum Teh"]

[/caption]

Setelah menggoreng dan mencuci peralatan yang digunakan, ia heran melihat adanya mesin cuci yang bisa digunakan bebas oleh para tamu. Ada juga jemuran di dekatnya. Ketika saya tanyakan ke mbak petugasnya, ia dengan ramah mempersilakan kami untuk menggunakan mesin cuci tersebut jika memerlukannya. Hemmm jadi berasa seperti rumah sendiri saja.

 [caption caption="Ruang Mencuci Bebas untuk Tamu"]

[/caption]

 

Mengobrol Santai

Saat minum teh dan menonton televisi di lantai dasar, kami bertemu dengan para penghuni lantai dasar, staf juga pemilik hotel. Ada satu keluarga lengkap dengan anak yang masih balita yang nampak kerepotan mengasuh anaknya. Sementara si ayah mengenakan baju ke anaknya, si istri nampak bersiap-siap mencuci pakaian di mesin cuci. Keluarga tersebut rupanya telah menginap lebih dari semalam.

[caption caption="Ngobrol Bersama Staf dan Tamu"]

[/caption]

Kami kemudian bercakap-cakap seru tentang perkembangan kota Semarang dengan para staf hotel. Dengan bahasa Jawa khas logat Semarang, mereka bercerita jika Semarang mulai nampak bersih dan maju belakangan ini. Saya yang pernah berkuliah di kota ini juga mengakui perubahan yang terjadi beberapa waktu terakhir. Sedangkan pemiliknya yang ternyata masih muda bercerita jika ia membidik segmen konsumen yang memiliki anggaran pas-pasan namun tanpa mengorbankan kenyamanan.

 [caption caption="Foto-foto Anak Membuat Suasana Terasa Hangat"]

[/caption]

Model penginapan yang santai dan dibuat seperti rumah ini memang pernah saya jumpai di beberapa kota, salah satunya di Yogyakarta. Dengan tarif menginap yang murah, penghuninya tetap diperlakukan dengan layak dan merasa nyaman. Selain itu, jarak antara staf penginapan dan para penginap semakin sempit dengan keramahan yang ditawarkan.

 

Pesan-pesan Menarik

Di berbagai bagian penginapan, terdapat berbagai pesan untuk menghemat energi, lukisan pohon yang rimbun, juga peringatan berbahayanya merokok. Kocak juga pesan peringatannya karena tulisannya Make Smoking History.

 [caption caption="Pesan-pesan Menarik"]

[/caption]

Ada gambar pohon di tempat penyimpanan galon air mineral. Mungkin maknanya menghemat air atau bisa juga jangan menebang pohon seenaknya biar kelangsungan air terjaga.

 [caption caption="Pesan Lestari Lingkungan"]

[/caption]

Gambar menarik lainnya adalah gambar peta dunia dengan berbegai mode transportasi. Gambar ini seperti menunjukkan pentingnya keharmonisan antarpenduduk dunia.

 

Memesannya Mudah

Untuk memesan penginapan ini cukup mudah. Bisa lewat telpon, mengirim pesan melalui SMS, atau melalui situs pemesanan hotel. Waktu itu kami memesan lewat klikhotel.com. Cukup mudah sih, tinggal cari penginapan berdasarkan kota lalu muncul daftar penginapan di kota tersebut lengkap dengan tarif dan ratingnya, juga lokasinya. Jika bingung memilih beberapa penginapan yang tarif dan penampilannya tak jauh berbeda, bisa pilih ‘compare’ untuk membandingkan.

 [caption caption="Cara Pesan Lewat Klikhotel.com"]

[/caption]

Baru setelah memilih hotel akan nampak deskripsi lengkapnya seperti fasilitas dan testimonial mereka yang pernah menginap. Jika sudah cocok dengan penginapan tersebut, tinggal pilih dan bayarnya juga bisa secara transfer dengan kartu debit atau menggunakan kartu kredit.

Waktu itu saya hanya mencetak detail pemesanannya dan menyerahkan ke staf administrasi penginapan tersebut. Asyiknya saya mendapat gift voucher Rp 100 ribu dari klikhotel.com, jadinya saya tinggal membayar sisanya yaitu Rp 88 ribu. Benar-benar lumayan menghemat biaya perjalanan saat peak season.

Sejak bermunculan hotel yang mengedapkankan suasana hangat dan nyaman seperti rumah, saya jadi lebih memprioritaskan penginapan seperti ini jika bepergian bersama keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun