Mohon tunggu...
OPHELIA ONELIM
OPHELIA ONELIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ophelia Onelim / Matematika 2022 / 6162201056

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Menerapkan Pancasila terhadap Rasisme di Indonesia

21 Oktober 2022   14:43 Diperbarui: 21 Oktober 2022   15:02 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I

PENDAHULUAN

Membuat perpecahan, konflik, dan berbagai macam permasalahan lainnya, rasis ternyata masih sering terjadi di kalangan kita. Masalah Rasisme telah muncul hampir sama tuanya dengan peradaban manusia dan tidaklah bertambah baik seiring kemajuan zaman. Kitab Suci sudah mencatat peristiwa rasisme yang terjadi di Tanah Mesir ribuan tahun yang lalu. 

Lalu sejak zaman Adolf Hitler memimpin Jerman, rasisme juga sudah menjadi salah satu cara berpikir Nazi. Nazi membunuh banyak sekali penduduk dengan alasan mereka buta, tuli, homoseksual, cacat, dan lain lain. Nazi menganggap bahwa mereka tidak layak hidup, mereka berbeda dengan Nazi. Rasisme sudah separah itu dari dulu, dan bahkan terus terjadi sampai sekarang. 

Perbedaan perilaku dan ketidaksetaraan yang terjadi kepada orang yang mempunyai perbedaan suku, agama, ras, adat (SARA), golongan ataupun ciri-ciri fisik umum adalah arti dari kata rasisme. 

Bahkan rasisme sering diartikan sebagai keyakinan bahwa semua manusia dapat dikelompokkan berdasarkan ciri biologis yang disebut "ras". Dan meyakini adanya perbedaan ras mengakibatkan perbedaan kecerdasan, kepribadian, dan lain-lain yang membuat beberapa ras secara 'bawaan' lebih unggul dari yang lainnya. 

Banyak sekali korban-korban rasisme yang semakin hari semakin meningkat. Bahkan sekarang Indonesia termasuk negara dengan rasisme yang tinggi, menduduki posisi ke 14 dengan poin index 4,99. 

Rasisme pun sangat berbahaya di Indonesia karena Indonesia merupakan negara majemuk yang mempunyai banyak suku, bahasa, adat yang berbeda-beda, dan jika kita tidak menghargai perbedaan tersebut maka banyak konflik bahkan perpecahan yang dapat terjadi di negara kita. 

Beberapa korban rasisme penduduk di Indonesia berupa penduduk Papua, putri Indonesia, pemain sepak bola, teman dekat kita, keluarga, atau bahkan diri kita sendiri. 

Asal usul rasisme di Indonesia terjadi karena kasus penduduk Papua yang ramai diperbincangkan di publik. #PapuaLivesMatter adalah salah satu kampanye yang disuarakan oleh penduduk Indonesia karena rasa kasihan kepada penduduk Papua. Bahkan sampai universitas di Amerika Serikat mengangkat mengenai kasus ini. 

Mereka menyebut bahwa kasus ini selalu terjadi berulang kali, dan dapat disebut kasus yang struktural dan sistematik yang melibatkan kebudayaan dan kepercayaan yang mengakar. 

BAB II

PEMBAHASAN

Sebenarnya sudah banyak cara yang pemerintah Indonesia coba kerjakan, salah satu contohnya, negara kita sudah menetapkan undang-undang untuk setiap orang yang mendiskriminasi SARA orang lain. 

Undang-undang yang ditetapkan adalah Undang-undang republik Indonesia nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, Pasal 16, setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00  (lima ratus juta rupiah). Tapi apakah dengan cara ini bangsa kita bisa berhenti melakukan tindakan rasisme? 

Terjadinya rasisme berdampak kepada kesehatan mental orang tersebut. Rasisme dapat menyebabkan depresi, kegelisahan, gangguan stres pasca trauma, dan lain lain. Hal-hal ini dapat terjadi akibat langsung dari insiden rasis seperti ujaran kebencian. 

Parahnya, pasca trauma berdampak lebih kompleks, karena ancaman diskriminasi terus berlanjut. Korban yang mengalami gangguan stres pasca trauma dapat melewati berbagai gejala seperti mimpi buruk, palpitasi jantung, perasaan kewaspadaan yang konstan, dan lain lain. Hal ini mempengaruhi hidup seseorang dan dapat mengakibatkan stres berat. 

Bahkan setiap hari kasus rasisme masih banyak terjadi, dikarenakan penduduk Indonesia tidak mengamalkan pancasila. Sedangkan di pancasila, banyak hal yang bisa kita terapkan untuk mengurangkan kasus rasisme. 

Seperti sila kedua yang berbunyi,  "Kemanusiaan yang adil dan beradab." Dan juga sila ketiga yang berbunyi, "Persatuan Indonesia." Kalau penduduk Indonesia mengamalkan kedua sila tersebut, seharusnya tidak lagi ada diskriminasi yang terjadi karena perbedaan SARA. Karena walaupun Indonesia mempunyai banyak ras, suku, adat yang berbeda-beda, kita tetap di satu negara yang sama dan menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika. 

Penduduk Indonesia perlu ditingkatkan kesadaran mengenai adanya keberagaman dan juga toleransi. Pentingnya mendengarkan korban rasisme, dengan mendengarkan korban rasisme baik itu teman, ataupun keluarga, dapat turut merasakan yang mereka alami bisa menumbuhkan simpati. Sebelum tersusunnya pancasila sila pertama yang sekarang ini kita tahu, dulu pancasila sila pertama berbunyi, "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluknya." 

Lalu diganti menjadi sila pertama yang kita semua tahu, yang berbunyi, "Ketuhanan yang maha esa." Diubahnya sila ini untuk menghargai penduduk Indonesia yang beragama lain selain agama Islam. Dari dulu pencegahan rasisme sudah kita coba terapkan di Indonesia, namun masih banyak sekali kasus-kasus yang terjadi. Banyak juga upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah rasisme di sekitar kita. Negara kita juga harus serius menanggapi rasisme dengan serius, karena kalau dibiarkan akan membuat ruang publik tercemar dengan aksi-aksi rasisme. 

BAB III

KESIMPULAN

Artinya banyak sekali dampak yang dapat terjadi karena tindakan rasis yang dilakukan, tetapi dengan menerapkan nilai-nilai pancasila kita dapat menghindari aksi-aksi rasisme. Karena nilai pancasila ini adalah ideologi Negara kita. Dan juga seperti semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Walaupun kita semua datang dari berbagai suku, agama, ras, dan adat yang berbeda-beda tetapi kita tetap satu kesatuan. Dengan menyadari adanya perbedaan di kehidupan kita, kita menjadi sadar akan keistimewaan orang lain. Rasisme adalah hal yang harus segera ditangani oleh dunia.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

https://www.amnesty.id/rasisme-dan -ham/ 

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/40tahun2008uu.htm 

https://www.bola.com/ragam/read/4433932/pengertian-rasisme-sejarah-penyebab-dan-cara-menghindarinya 

https://www.halodoc.com/artikel/ini-efek-tindakan-rasis-pada-kesehatan-mental-seseorang 

https://theconversation.com/telah-lama-dunia-menghadapi-pandemi-rasisme-bagaimana-cara-menghentikannya-140845 

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/mempraktikkan-nilai-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari#:~:text=Sila%20(1)%20Ketuhanan%20Yang%20Maha,Sosial%20bagi%20Seluruh%20Rakyat%20Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun