Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis dan wartawan

Suka membaca yang berat berat, suka menulis yang ringan ringan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fitrajaya Nusananta Hadirkan Get Shit Done Dalam Pameran Bersama

16 Januari 2022   15:32 Diperbarui: 17 Januari 2022   21:18 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa karya yang ditampilkan di Perpustakaan Nasional | Foto: Teguh Yuswanto

"Lukisan yang saya pamerkan di sini berjudul Get Shit Done. Jadi dalam masa dua tahun ini mengalami pandemi. Yang efeknya semua sektor vakum. Banyak yang merugi. Banyak yang bermasalah. Dan banyak yang kurang baik. Saya melukiskan Get Shit Done.  ini menampilkan figur satu Hero. Mari menyelesaikan sampah yang terdahulu. Kita maju ke dunia baru. Tatanan baru, konsep baru untuk kehidupan yang lebih baik," ungkap Fitrajaya Nusananta.

Paling kiri Fajar Sidiq Sukirnanto foto bersama Fitrajaya Nusananta (nomer tiga dari kiri) | Foto: teguh
Paling kiri Fajar Sidiq Sukirnanto foto bersama Fitrajaya Nusananta (nomer tiga dari kiri) | Foto: teguh


Di dalam lukisan itu terdapat tulisan berbunyi 'Loser' kemudian huruf 'S' diubah menjadi 'V' sehingga dibaca 'Lover'. Fitrajaya ingin menggambarkan, saat pandemi kita semua Loser. Tidak bisa berbuat banyak. Hanya menerima dan bertahan. Begitu, pandemi selesai saatnya mengubah diri menjadi 'Lover' dan bisa berbuat banyak untuk kehidupan.

"Ada tulisan Loser menjadi Lover. Selama ini jadi loser. Hanya bisa bertahan. Hanya bisa menghadapi. Mengubah kata loser menjadi lover. Menjadi makhluk mencintai," papar Fitrajaya.

Beberapa karya yang ditampilkan di Perpustakaan Nasional | Foto: Teguh Yuswanto
Beberapa karya yang ditampilkan di Perpustakaan Nasional | Foto: Teguh Yuswanto

Adapun pameran bersama 120 pelukis ini sukses salah satunya berkat dukungan LProject milik Ali Kusno.

"Saya diundang untuk menggunting pita sebagai tanda lukisan sudah bisa dinikmati. Kenapa saya diminta menggunting pita karena saya salah satu penggiat seni, pecinta seni, pemilik L Project, Linda Gallery dan 33Auction House. Market online 33Auction itu berisi  pelukis Indonesia agar orang luar tahu bahwa di Indonesia itu banyak pelukis bertaraf internasional. Jadi di 33Auction marker online, orang luar bisa minat karya karya pelukis Indonesia," ungkap Ali Kusno.

Menurut Ali Kusno yang sudah lama berkecimpung di bisnis lukisan ini, kagum akan penampilan 120 pelukis di pameran tersebut.

"Total lukisan di pameran Creative Freedom To Heal The Nation #2 ini sebanyak 120 lukisan dari 120 pelukis. Jadi satu pelukis satu karya. Ini acara luar biasa bagus. Sebab untuk mengumpulkan 120 pelukis tidaklah mudah. Ini luar biasa," ungkap Ali Kusno.

Ali Kusno juga berpesan kepada para seniman lukis agar tidak memusuhi uang. Selama ini banyak seniman yang sangat idealis sehingga terkesan membenci uang. Ali Kusno mengajak para seniman lukis agar tidak memusuhi uang. Tapi juga walau ada sisi komersial tetap harus bermoral dalam berbisnis dan berkarya.

"Jangan memusuhi uang. Tapi kalaupun berbisnis tetap bermoral," ujar pemilik 33Auction ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun