Bagi seorang pelukis, pameran adalah  ibarat panggung bagi seorang musisi. Makin banyak pameran berarti makin sering manggung. Publik akan lebih cepat mengenal karya dan figur seorang seniman tersebut.Â
Itu juga yang dilakukan Fitrajaya Nusananta. Pelukis yang sudah malang melintang di Eropa, begitu masuk ke Indonesia langsung menggebrak dengan berbagai pameran.Â
Belum habis masa pameran tunggal  di Gallery Kunstkring, Jalan Teuku Umar No 1, Menteng Jakarta Pusat, Fitrajaya Nusananta tak mau ketinggalan momen.Â
Pada acara pameran lukisan bersama dengan judul Creative Freedom To Heal The Nation #2 Group Art Exhibition intercov-19, yang dibuka pada Sabtu (15/1) lalu di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan No 11, Jakarta Pusat Fitrajaya Nusananta juga ikut tampil sebagai guest star.
Pameran bersama itu digelar dari tanggal 15 Januari - 22 Februari 2022.Â
Dan mulai Februari mendatang, Fitrajaya sudah menyiapkan berbagai karya untuk pameran di Magelang, Suarabaya dan bahkan Taiwan atau Hongkong.Â
"Saya menampilkan karya saya di pameran bersama 120 pelukis atas nama Gallery Soekarno-Hatta Blitar. Dan didukung oleh LProject, Linda Gallery, market online 33Auction dan Museum OHD Magelang. Setiap pelukis hanya menampilkan satu karya lukisnya. Begitu juga saya menampilkan satu karya berjudul Get Shit Done," tutur Fitrajaya Nusananta saat ditemui lokasi pameran.
Untuk mengikuti pameran dalam gelaran Creative Freedom To Heal The Nation #2 ini, Fitrajaya sengaja menampilkan karya yang baru dibuat 1 bulan lalu. Temanya pun sangat istimewa berjudul Get Shit Done. Intinya menyampaikan kepada masyarakat kita semua adalah super Hero.
"Lukisan yang saya pamerkan di sini berjudul Get Shit Done. Jadi dalam masa dua tahun ini mengalami pandemi. Yang efeknya semua sektor vakum. Banyak yang merugi. Banyak yang bermasalah. Dan banyak yang kurang baik. Saya melukiskan Get Shit Done. ini menampilkan figur satu Hero. Mari menyelesaikan sampah yang terdahulu. Kita maju ke dunia baru. Tatanan baru, konsep baru untuk kehidupan yang lebih baik," ungkap Fitrajaya Nusananta.
Di dalam lukisan itu terdapat tulisan berbunyi 'Loser' kemudian huruf 'S' diubah menjadi 'V' sehingga dibaca 'Lover'. Fitrajaya ingin menggambarkan, saat pandemi kita semua Loser. Tidak bisa berbuat banyak. Hanya menerima dan bertahan. Begitu, pandemi selesai saatnya mengubah diri menjadi 'Lover' dan bisa berbuat banyak untuk kehidupan.
"Ada tulisan Loser menjadi Lover. Selama ini jadi loser. Hanya bisa bertahan. Hanya bisa menghadapi. Mengubah kata loser menjadi lover. Menjadi makhluk mencintai," papar Fitrajaya.
Adapun pameran bersama 120 pelukis ini sukses salah satunya berkat dukungan LProject milik Ali Kusno.
"Saya diundang untuk menggunting pita sebagai tanda lukisan sudah bisa dinikmati. Kenapa saya diminta menggunting pita karena saya salah satu penggiat seni, pecinta seni, pemilik L Project, Linda Gallery dan 33Auction House. Market online 33Auction itu berisi  pelukis Indonesia agar orang luar tahu bahwa di Indonesia itu banyak pelukis bertaraf internasional. Jadi di 33Auction marker online, orang luar bisa minat karya karya pelukis Indonesia," ungkap Ali Kusno.
Menurut Ali Kusno yang sudah lama berkecimpung di bisnis lukisan ini, kagum akan penampilan 120 pelukis di pameran tersebut.
"Total lukisan di pameran Creative Freedom To Heal The Nation #2 ini sebanyak 120 lukisan dari 120 pelukis. Jadi satu pelukis satu karya. Ini acara luar biasa bagus. Sebab untuk mengumpulkan 120 pelukis tidaklah mudah. Ini luar biasa," ungkap Ali Kusno.
Ali Kusno juga berpesan kepada para seniman lukis agar tidak memusuhi uang. Selama ini banyak seniman yang sangat idealis sehingga terkesan membenci uang. Ali Kusno mengajak para seniman lukis agar tidak memusuhi uang. Tapi juga walau ada sisi komersial tetap harus bermoral dalam berbisnis dan berkarya.
"Jangan memusuhi uang. Tapi kalaupun berbisnis tetap bermoral," ujar pemilik 33Auction ini.
Adapun pameran ini dikuratori oleh Fajar Sidiq Sukirnanto. Menurut Fajar Sidiq Sukirnanto seni rupa Nusantara ini bentuk kesenian yang tumbuh dan berkembang.
"Pada pameran Creative Freedom To Heal The Nation #2 ini dari semua bentuk dan jenis seni rupa yang di antaranya merupakan karya - karya dari beberapa seniman di Indonesia yang memiliki berbagai aliran seni," sambut Fajar Sidiq Sukirnanto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H