Grand Opening
Adapun karya yang akan ditampilkan dalam pameran tunggal tersebut sebanyak 40 lukisan yang semuanya dilukis tahun 2021. Hanya butuh waktu 6 bulan untuk melakukan pameran tunggal di Kunstkring.
"Saya tertarik karena bentuk bangunannya. Saat saya datang melihat pameran lukisan Sohieb Toyaroja, saya langsung terpikir untuk pameran di tempat itu juga. Progresnya sangat cepat hanya dalam tempo 6 bulan saya sudah bisa pameran di sana. Tadinya saya berpikir akan memakan waktu 2 atau 3 tahun. Yang membuat saya bangga bisa pameran di sini karena di gedung itu pernah dipamerkan karya - karya mentor saya seperti Pablos Picasso, " tutur Fitrajaya saat ditemui di halaman Kunstkring.
Fitrajaya berharap dengan melakukan pameran tunggal setidaknya pesan dalam karya lukisannya yang bergenre  Pop art dan Contemporary art dapat dinikmati dan dikenal oleh khalayak. Tapi Fitrajaya sendiri menyebutnya sebagai genre Line Play of Pitrajaya.
"Inspirasi pertama datang dari ayah saya. Lalu dalam perjalanannya muncul para inspirator lain seperti di antaranya, Â Pablo Picasso, Gustav Klimt, Egon Schiele, Paul Gauguin, Mark Chagal, Sandro Botticelli, Leonardo da Vinci, Michaelangelo, Rembrandt dan beberapa nama lain," ungkap Fitrajaya.
Dalam pameran tersebut, pelukis kelahiran Sungai Penuh, Jambi ini ingin menghadrikan tokoh - tokoh dari abad dua puluh dan abad 16 misalnya. Seperti pada sebuah karya, Fitrjaya menghadrikan dialog antara Marilyn Monroe dengan Monalisa. Mereka tokoh dari abad yang berbeda tapi berhasil ditampilkan dalam satu ruang.
"Ide lukisan untuk pameran ini terinspirasi dari old master dari Eropa dan Amerika. Konsep lukisan dari beberapa maestro kemudian saya mix menjadi satu karya yang baru. Jumlah lukisan sekitar 40 dengan ukuran rata - rata 2 meter x 1.5 meter," tutur Pelukis yang sudah membuat karya lukis sedikitnya 3000 lukisan.
Karir melukis Fitrajaya dimulai sejak sekolah dasar. Maklum Fitra sudah terbiasa melihat lukisan karena sang ayah, Sabri Jamal yang jebolan ASRI/ISI Yogyakarta tahun 1965.
Fitra pun langsung memilih sekolah  seni rupa. Setelah lulus Sekolah Menengah Seni Rupa (Padang) 1986, ia melanjutkan ke jurusan seni rupa, Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS) IKIP Padang sekarang Universitas Negeri Padang, lulus tahun 1993.