Memiliki rumah ditengah kota tentu adalah impian semua orang, termaksud saya tentunya. Namun harga tanah di Jakarta makin hari semakin tinggi sehingga kans untuk memiliki rumah kembali ditengah kota Jakarta sangat sedikit.
KPR mungkin adalah salah satu jawaban dari semua kebingungan hati saya selama ini, menariknya bermodalkan DP serta cicilan yang dapat diatur sesuai kemampuan kita bisa langsung menempati rumah tersebut.
Sering kali saya berpikir jika memaksa membeli dengan menggunakan uang tunai, mungkin .... hingga 8 kali hidup -- mati lalu hidup lagi juga saya tak akan mampu memiliki rumah ditengah kota seperti impian saya.
Bagai berlomba dengan waktu, bagaimana tidak?.. jika seandainya sebuah rumah dengan ukuran tanah 180 Meter persegi seharga 500 jt pada tahun 2015, dan dana baru bisa terkumpul selang dua tahun ,sedangkan harga tanah dijakarta setiap tahun naik, bahkan kenaikanya sangat signifikan ada yang hingga seratus persen. harga yang semula 500 jt telah naik menjadi 1M -- 1.5M.
Mari kita menganalisa jika saya memaksa membeli menggunakan uang cash dengan asumsi gaji 5 jt / bln dan harga rumah 500jt :
Dan apa bila dalam setahun harga rumah mengalami kenaikan 30% pertahun maka 17 tahun ...
500.000.000 x  30% = 150.000.000   X 17 Tahun : 2.55M
Dan jika kita asumsikan 500jt /17 tahun maka 2.55 M baru kekumpul 69 tahun kemudian .... Umur 30 kena strokelalu mati ga kuat menghadapi kenyataan.Â
Saya menarik kesimpulan bahwa, mereka yang menjual rumahnya di Jakarta tidak akan mampu untuk membeli kembali rumah di kawasan Jakarta, dan banyak dari mereka memilih pindah ke pinggiran kota Jakarta seperti Depok, Bekasi, dan Tanggerang.
Suatu ketika saya berdiskusi dengan salah seorang sahabat saya dimana saat umur-umur kami sedang sibuk kuliah, dia sudah mendirikan berbagai macam jenis usaha dari berbagai macam sektor & bidang hingga akhirnya satu persatu usahanya rontok menyisakan satu yang kini menjadi mata pencaharianya.