Pasangan anak anda adalah pelengkap sekaligus pengganti figure yang hilang didalam hidupnya, orang tua boleh membantu seleksi pasangan namun hanya sebatas itu, pilihan ada tetap ditangan anak anda.
Usai mereka menentukan pasanganya, ajak mereka berdua berdiskusi ceritakan apa yang terjadi dulu, lalu berikan mereka tanggung jawab untuk saling menjaga satu sama lain. Agar tidak terulang kembali.Â
Penting ! : Tidak Menggunakan Kekerasan
Dua orang yang saling mencintai memutuskan menikah maka diatas kertas menerima latar belakang dari keluarga pasangan masing-masing, sehingga dia juga memiliki kewajiban untuk membantu mengeluarkan orang-orang seperti ini yang notabanenya calon istrinya untuk keluar dari tragedi ini.
Maka kalian harus mempelajari dan mengerti, Â membina rumah tangga dengan masa penjajakan atau pacaran berbeda jauh. Begitu menikah mungkin kalian akan terkaget-kaget dengan beberapa sifat yang tidak pernah ditemui saat kalian pacaran.
Dan kalian pun harus ingat bukan menikahi orang biasa, mereka special. Dan seperti yang saya sebutkan diatas mereka memiliki sebuah pola dikehidupanya, dan salah satu kendala terbesar dalam menjalin hubungan dengan orang-orang seperti ini adalah ..... Ego & Kepercayaan
Jika kamu berhasil membawanya naik ke pelaminan maka berbanggalah kamu telah berhasil merebut kepercayaanya.
Namun jangan senang dulu kalian akan mendapatkan tantangan baru, ego mereka begitu tinggi tak jarang pula sulit diberitahu, bagi mereka yang hidup struggle melawan masa lalunya lebih banyak menutup diri dan bersifat defensive untuk melindungi diri sendiri. Dari serangan luar yaitu kamu.
Mereka tau kewajiban mereka sebagai seorang istri namun sayang tindakanya kontradiktif karna ... ego.
Alam bawah sadarnya merekam dan menyimpulkan bahwa melarang berarti sebuah kekang yang harus dilawan. Ini lah yang harus kalian persiapkan bahwa selanjutnya mungkin aka nada banyak adu argument dan sedikit pembrontakan. Bukan karena mereka tidak mau mengikuti kalian sebagai imam, namun semata-mata hanya untuk melindungi dirinya sendiri yang sedang terancam.
Orang-orang seperti ini memerlukan figure yang tegas, karena alam bawah sadar mereka akan berhenti berontak dan mengikuti aturan saat menerima sebuah hentakan secara verbal hingga kekerasan fisik.