Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Harus diakui bahwa sebagai Lansia, saya sudah mengalami sejumlah ciri lansia seperti buku teks yang dipelajari puluhan tahun yang lalu.
Namun, saya juga setuju dengan berbagai pendapat bahwa, tak semua ciri-ciri tersebut tepat, kecuali mengalami sendiri. Salah satu ciri tersebut adalah kulit gatal, terutama pada punggung, akibat perubahan kualitas kulit dan berbagai akibat penyakit lainnya.
Mengenal Pruritus
Pruritus atau gatal-gatal pada kulit pada Lansia, merupakan hal yang wajar sebagai akibat penurunan dan perubahan kualitas fisik; itu sesuatu yang alami. Walau ada juga kasus penyebab seperti penyakit kulit, keriput, terkena virus, pakaian kurang bersih atau ada zat kimia yang tersisa (jika gunakan jasa laundry), dan lain-lain.
Umumnya, penyebab gatal-gatal pada kulit Lansia antara lain, (i) kulit tidak lagi mendapat cairan yang cukup, (ii) kurang minum atau konsumsi makana cair, (iii) penurunan imun tubuh, (iv) lapisan lemak di bawah kulit berkurang, (v) dampak penyakit lain, (vi) terkena debu, virus, serbuk dari tumbuhan, atau pun kutu dari hewan peliharaan.
Mencegah dan Mengobati
Gatal-gatal pada kulit, sebetulnya gejala sederhana, remeh, dan tidak mengganggu kesehatan Lansia; kecuali jika penyebabnya adala penyakit lainnya dalam tubuh.
Walau seperti itu, gatal-gatal pada kulit, terutama di punggung, bisa sangat tidak menyenangkan, merepotkan, plus menjengkelkan jika muncul pada saat yang tak pas. Misalnya, saat kenakan pakaian resmi (seperti jas dasi) waktu meeting atau pesta, tiba-tiba punggung gatal. "Mau buat coba!?"
Obat termudah untuk kulit gatal adalah garuk atau menggaruk serta bedak anti gatal. Itu jika di area yang bisa terjangkau tangan. Tapi, bagaimana jika gatal di punggung?
Gatal di punggung, itu yang sering Lansia, termasuk saya, alami, serta menjadi problem. Gatal, ya garuk! Gampangnya begitu. Tapi, Lansia umumnya tidak bisa mengatasi punggung gatal dengan cara garuk atau menggaruk.
Hal tersebut terjadi karena kemampuan memutar lengan (pada siku atau persendian) sudah tidak luwes; jika dipaksakan maka terjadi nyeri sendi atau otot. Ini beberapa kali saya alami, walau tak parah.
Agaknya, keseringan minta cucu garuk punggung, membuat mereka bosan; mungkin ngomel dalam hati, tak mampu keluarkan serta tidak bisa menolak. Mungkin lho.
Dugaan saya benar. Dua hari lalu, ketika minta salah satu cucu garuk punggung, ia cepat datang dan antusias. Tangannya, sembunyikan sesuatu, dan berkata, "Mulai sekarang Opa bisa garuk punggung sendiri!" Sambil menyodorkan penggaruk punggung yang ia pegang dan sembunyikan.
Suprise! Saya tak pukirlan beli alat bantu seperti itu. Ketika saya ambil, Si Cucu tak berikan; dan berkata, "Ini harganya murah. Tapi, ganti ongkos beli. Karena pergi beli dengan 3 teman; makan bakso, es krim, uang lelah, uang perhatian!"
Pikirku, pasti harga penggaruk punggung itu bisa mahal. Benar! Si Cucu sebut Rp.150.000.- Wadoooooh! Kenah deh. Apa mau dikata, Opa tetap sayang cucu, jadi harus ganti biaya.
Tepat seperti dirimu pikir. Penggaruk Punggung adalah alat bantu paling manjur untuk Lansia mengatasi gatal di punggung. Alat sederhana itu, lihat foto di atas, dari plastik; jika di Kampung, sisirnya dari tempurung kelapa, diikat pada rotan atau kayu.
Ternyata, penggaruk punggung tersebut sangat membantu mengatasi gatal di punggung; mudah digunakan, praktis, serta tak merepotkan orang lain.
Kini, Penggaruk Punggung itu, jadi salah satu perlengkapan tetap di rumah dan bepergian, selain masker, dompet, dan hp.
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI