Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Serial Lansia: Posisi Tidur yang Aman

30 Januari 2022   18:39 Diperbarui: 30 Januari 2022   18:48 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal IHI


Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Kata Orang-orang, termasuk sejumah textbook, menyatakan bahwa, salah satu ciri khas lansia adalah sulit (kesulitan) tidur atau durasinya hanya beberapa jam per hari.

Bahkan, ada yang menyebut dengann pasti, "Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur adalah salah satu masalah yang dihadapi lansia akibat perubahan proses fisiologis dan biologis." Apa iya? Yah, Benarkan saja daripada dilempar hp, bha bha bha.

Faktanya, banyak lansia (normal dan sehat) yang fine-fine saja; mereka tetap saja tidur antara 6-7 jam per hari. Memang ada juga yang tidur malamnya (misalnya antara pkl 20:00-04.00) hanya 4-4 jam. Namun terbayar pada waktu pagi dan siang, lansia bisa tidur antara 10:00-12.00 dan 14.00-16.00. Impas khan.

Jadi, menurut saya (yang lansia ini), 'masalahnya' bukan durasi (kebutuhan) tidur melainkan posisi; dalam arti posisi di ranjang bisa mempengaruhi kualitas dan durasi tidur lansia. Ini yang sering terjadi, tanpa disadari lansia dan orang-orang di sekitarnya (jika ada).

Memang tak bisa dibantah bahwa, (salah) posisi dan kurang tidur bisa berdampak buruk pada kesehatan seseorang, termasuk lansia. Oleh sebab itu, perlu memperhatikan durasi, kualitas, dan posisi tidur, (Opa Jappy, Agustus 2019).

Posisi Aman pada Saat Tidur

Umumnya, posisi tidur lansia adalah miring ke kiri atau kanan, dan tekuk seperti udang (lihat image di atas); jarang yang terlentang (bukan telantang). Dengan posisi seperti itu, maka mudah terjadi 'penghambatan aliran darah,' dan berujung pada kesemutan pada anggota tubuh.

Selanjutnya, terbangun, dan sulit tidur (kembali). Itu yang sering terjadi, dan merata di mana-mana. Bayangkan, jika lansia tinggal bersama anak-cucu, lalu karena terbangun tengah malam, lansia 'patroli dalam rumah yang gelap;' saat bersamaan, ada cucu yang lihat. Bisa-bisa Si Cucu mengira ada maling atau hantu dalam rumah. Heboh dah.

Oleh sebab itu, ada baiknya, lansia tidak tidur dengan posisi miring ke kiri atau kanan, dan tekuk seperti udang, melainkan terlentang. Sebab, jika sering atau terlalu lama pada posisi seperti itu, selain terjadi kesemutan, juga 'otot tertarik' atau nyeri otot punggung bagian atas (ini paling umum terjadi).

Tips

Jika ini (kesemutan, juga 'otot tertarik' atau nyeri otot punggung bagian atas) yang terjadi, bukan karena karena penyakit kronis lainnya, maka perhatikan beberapa hal berikut.

Segarkan tubuh dengan lurus badan di ranjang, atau berdiri, dan jalan di tempat beberapa menit; naikan lengan ke atas sambil ayunkan. Lakukan hingga kesemutan hilang.

Jika muncul nyeri di punggung, dan terasa sakit, tabah dan sabar, gosok dengan balsem (khan lansia sudah temanan dengan obat gosok). Tunggu hingga pagi, agar meminta bantuan untuk urut atau pijat. Gejalan ringan seperti itu, pasti berlalu.

Membiasakan diri (agar) tidur dengan posisi terlentang, badan lurus, tangan dan kaki tidak ditekuk, serta dengan pakaian longgar (misalnya hanya berbungkus sarung atau pun piyama). Cara seperti itu, membuat tidur lebih tenang, nyaman, dan lama.

Tetapi, jika nyeri otot terus berlanjut, dan diduga akibat salah posisi tidur, maka ada baiknya konsultasi dengan dokter.

Jangan ke tukang urut, apalagi jika ia gunakan 'metode tusuk jarum magnit.' Gegara 'tusuk jarum magnit' inilah, beberapa bulan lalu, saya pernah mengalami infeksi bawah kulit di area bekas tusukan (ini hasil pemeriksaan dokter). Tapi, kini sudah aman karena cepat ditangani dokter.

Infeksi bawah kulit, dalam artian, tidak terlihat dari luar, walau buka pakaian; namun ketika ditekan, maka terasa nyeri dan sakit. Jika itu terjadi, dan terlambat diobati, kata dokter, bisa-bisa harus bedah ringan untuk mengeluarkan bagian yang sudah rusak dan membusuk. Ngeri.

Semoga Bermanfaat

Bersambung
Nantikan Seri Berikutnya

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun