Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Saat ini di Negeriku Tercinta, sementara ramai dengan orasi serta narasi penolakan (rencana) memindahkan Ibu Kota RI dari Jakarta ke Tempat Lain, tepatnya di Pulau Kalimantan. Suatu rencana yang dimulai sejak tahun 50an, dan baru dieksekusi pada era Presiden Jokowi.
Ups. Rencana tersebut bukan seperti bedol desa, translok, atau transmigrasi (yang kadang direncanakan setengah jadi); juga bukan 'bedol isi ibukota' atau memindahkan 100% Jakarta ke Kalimantan. Tapi, yang (mau) dipindahkan itu, hanya Pusat Pemerintahan RI, jadi harus melalui sejumlah kajian holistik menyangkut banyak aspek yang kait mengait jadi satu.
Karena hanya memindahkan 'kegiatan-kegiatan' yang menyangkut Pusat Pemerintahan RI (di Jakarta), maka bisa dikatakan cuma sekitar 10-20% isi Jakarta yang di bawa ke IKN; sisanya, tetap di sini, Betawi Tercinta.
Dari semua perencaan untuk pemindahan dan memindahkan tersebut, muncul frasa 'baru dan langsung pop' di Dunia Maya dan Dunia Nyata RI, yaitu IKN; sering juga ditambah IKN Baru.
Tepatkah pengunaan istilah tersebut? Mari, kita, anda dan saya, lanjutkan.
Katenye, IKN merupakan singkatan dari kalimat panjang 'Ibu Kota Negara yang Baru di Kalimantan, atau IKN Baru.' Jadi? Ada negara baru di Pulau Kalimantan? Atau, maksudnya apa ya?
Mungkin yang dimaksud adalah Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru di Kalimantan, disingkat IKN Baru; kota tersebut dinamakan Nusantara. Tapi, tepatkah?
Selanjutnya. Nusantara adalah IKN Baru; dan itu bisa bermakna bahwa ada Negara Baru dengan Ibukota Nusantara. Nah, makin menjauh dan melebar.
Bagaimana Baiknya?
Jika 'Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru di Kalimantan' sudah tepat, namun bagaimana dengan singkatannya? Apakah IKN atau IKN Baru atau INB: Ibukota NKRI yang Baru.
Mengingat proses memindahkan dan pemindahan tersebut, selain adanya landasan UU, juga harus terjadi sosialisasi (dengan bahasa-bahasa rakyat) ke seluruh penjuru Indonesia.
Dalam kerangka itu, tak sedikit rakyat Indonesia (dari berbagai latar dan strata yang miskin literasi dan memahami makna berbahasa Indonesia dengan baik dan benar) harus mendapat edukasi tentang apa dan bagaimana Ibukota NKRI yang Baru  tersebut.
Lalu, jika mereka disodorkan IKN dan IKN Baru, tanpa penjelasan makna; ada kemungkinan terjadi 'mis-informasi dan mis-pengertian,' bahkan muncul 'salah-salah' yang lainnya.
Faktanya, karena banyak 'salah-salah' itulah yang menjadikan banyak pihak ribut di area publik, bahkan ditambah bumbu narasi dan orasi sentimen SARA.
Apa mau dikata, kini banyak orang bertengkar tentang IKN dan IKN Baru; bertengkar tentang sesuatu yang mereka tak tahu dan tidak pahami dengan baik dan benar.
Kata ABG anak tetangga di Lenteng Agung, "Opa, Trus, Gue Mau Ngomong Apa Coba?" Ku hanya tersenyum dan berkata, "Nusantara City itu nama Ibukota NKRI yang Baru!"
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI