Tapi, bagaimana jika anak dan menantu tersebut berubah setelah mereka berpisah atau jauh dari orang tua masing-masing? Apalagi, merantau dan jauh dari daya jangkau orang tua. Itu yang sulit. Namun, bisa terpantau jika ada interaksi atau tetap berkomunikasi dengan berbagai alat komunikasi.
Tanpa komunikasi dan interaksi, terjadi banyak hal yang di luar dugaan. Faktanya, selama ini, para teroris (dan isteri serta anak mereka) yang tertangkap adalah orang-orang yang tertutup dan kurang interaksi dengan tetangga serta keluarga mereka.
##
Bagaimana anda dan saya menyikapi hal-hal di atas, utamanya, keluarga milenial yang menjadi bomber? Jujur, saya sendiri masih berupaya mencari cara tepat jika bertemu pasangan-pasangan muda, yang tertutup atau pun 'patut dicurigai, seperti itu.
Upaya sederhana, hanyalah membangun interaksi, komunikasi, pengenalan pada mereka; dan mungkin saja, mampu menarik mereka dari dalam jurang terpapar radikalisme.
Anda pun bisa.
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H