Jejak Digital
Delirium bukan penyakit, tapi tanda-tanda. Delirium adalah (i) gejala atau tanda-tanda karena terjadi perubahan tiba-tiba pada fungsi mental seseorang, (ii)perubahan tersebut karena penuaan, keracunan alkohol, konsumsi obat-obatan tertentu, (iii) sehingga terjadi perubahan dan gangguan berpikir, misalaya penurunan daya pikir, susah tidur, tindakan atau gerak tubuh yang tak terkontrol.
Penderita atau orang yang mengalami Delirium, umumnya, mereka yang telah berusia lanjut atau umur 70 tahun ke atas. Tapi, tidak bermakna, mereka yang berusia di bawah 70 tahun, tidak mengalaminya.
Selanjutnya, lihat Kolom Komentar
Hipoxia
Hipoksia berawal dari Hipoksemia; hipoksemia adalah kadar oksigen di dalam atau pada darah rendah; atau, sering disebut kekurangan oksigen. Jadi, Hipoksia merupakan istilah (pada Dunia Medis) untuk menyebut kekurangan atau rendahnya kadar oksigen (bersih) dalam darah
Penyebab Hipoksia. Ada sejumlah kejadian (yang dialami seseorang) sehingga disebut Hipoksia atau kekurangan kadar oksigen dalam darah. Hal-hal tersebut antara lan:
(i) Berada (lama) dalam ruangan tertutup; terjebak di kebakaran atau dalam gedung yang terbakar; dalam balutan asap tebal (misalnya akibat sampah terbakar atau pun kebakaran hutan); lama berada di tempat yang bersih (sangat) dingin; tenggelam atau lama berada di dalam air; lama berada di ketinggian, (ii) Keracunan; keracunan sianida atau keracunan CO (karbon monoksida (misalnya asap knalpot); juga karena keracunan obat, (iii) Penyakit (pada/dalam tubuh); misalnya gangguan paru-paru dan saluran pernapasan, bronkitis, hipertensi, kanker paru, gagal jantung, jantung koroner, anemia, perdarahan yang berlebihan.
Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Vaksin (anti Covid-19) Sinonvac sudah ada di Indonesia; lalu kapan ada atau terlaksanannya Vaksinasi Nasional untuk mengimunkan masyarakat dari Covid-19? Pertanyaan tersebut, telah, saya ajukan melalui artikel, Untuk Mereka yang Tidak Divaksinasi Anti Covid-19; kemudian, artikel tersebut saya kirim ke sejumlah teman di Kementerian Kesahatan. Dan, dilanjutkan dengan beberapa kali disksui virtual.
Ternyata, apa-apa yang saya tulis tersebut sama dengan langkah-langkah yang (akan) ditempuh Kemenkes (dan Gugus Tugas), ketika melakukan Vaksinasi Nasional. Proposal atau rencana detailnya, (akan) dipublikasi dan disosilalisasi secara luas, setelah Kemenkes (dan Gugus Tugas) melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI.
Pada intinya, ini adalah hasil diskusi virtual antara saya dengan sejumlah teman, Vaksinasi Nasional akan (i) dilakukan secara bertahap, (ii) diawali ke/pada tenaga medis, (iii) kemudian secara gratis ke/pada 30 juta orang, (iv) selanjutnya, vaksinasi ke/pada sekitar 150 juta dengan berbayar atau pun gratis, (v) mekanisimenya hampir sama dengan pencoblosan pada Pemilu; dalam artian, mereka yang (akan) mendapat vaksini dihubungi melalui telpon (agar) berkumpul di/pada tempat yang ditetapkan.