Ya. Pengalihan issue agar perhatian publik tertuju ke aksi-aksi kekerasan di Sigi, serta TNI bergerak (ulang) di Sulawesi Tengah dan tak perlu ngurus baliho dan lainnya; dan melupakan carut-marut di Jakarta. Namun, 'rencana pengalihan issue' itu gagal. Media tidak memberitakan peristiwa Sigi secara luas dan masif; penyebabnya, lihat di atas.
Dari semuanya itu, di atas, saya setuju dengan Ketum Persekutan Gereja-gereja di Indonesia, agar Aparat Negara mengusut hingga tuntas, dan bertindak cepat untuk menangkap pelaku. Serta, jangan hanya menyatakan sebagai OTK (dan telah melarikan diri ke hutan), melainkan menangkap mereka; plus membuka topeng mereka yang sebenarnya.Â
Bisa saja, mereka ada 'sisa-sisa' dari yang telah diberantas TNI pada waktu lalu, dan kini berupaya untuk memperlihatkan eksistensi bahwa 'diri mereka masih ada.'
Mari, kita duduk dengan manis, serta menanti semuanya terbuka.
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H