Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Sejarah" Penulisan Teks Proklamasi

16 Agustus 2020   19:50 Diperbarui: 16 Agustus 2020   20:03 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tribunnews

Catatan I

Ketika dialog panas Rengasdengklok; di Jakarta, antara Mr. Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus dilaksanakan di Jakarta.

Laksamana Tadashi Maeda, bersedia untuk  menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya.

Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto dari pihak  pemuda, hari itu juga mengantar Ahmad Soebardjo bersama sekretaris pribadinya, Sudiro, ke Rengasdengklok untuk  menjemput Soekarno dan Hatta. Rombongan penjemput tiba di Rengasdengklok sekitar pukul 17.00.

Ahmad Soebardjo memberi jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya  pukul 12.00.

Dengan jaminan itu, komandan kompi PETA setempat, Cudanco Soebeno, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.

(Hari ini, 16 Agustus 1945, Oleh Opa Jappy 16 Agustus 2012)


Catatan II 

Rombongan Soekarno-Hatta tiba di Jakarta sekitar pukul 23.00. Langsung menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No 1. Rumah Laksamada Maeda, dipilih sebagai tempat penyusunan teks Proklamasi karena Maeda memberi jaminan keamanan pada Bung Karno dan kawan-kawan.

Setelah beristirahat sebentar, Laksamana Maeda mengantar Soekarno dan Hatta menemui Mayor Jenderal Nishimura, Kepala Pemerintahan Jepang di Indonesia. Antuk menjajagi sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi  Kemerdekaan. Dari pertemuan dengan Mayjen Nishimura, tekad Soekarno-Hatta untuk memerdekakan Indonesia semakin kuat dan tak terbendung.

Mereka kembali ke rumah Laksamana Maeda; di ruang makan teks proklamasi kemerdekaan, dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, Soebardjo disaksikan oleh sejumlah pemuda yang hadir pada saat itu. Mereka, para pemuda, antara lain, Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah, Buntara Martoatmodjo, Sayuti Melik dan Iwa Kusuma Sumantri, Chairul Soleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, Maruto Nitimihardjo.
 
Soekarno mengambil secarik kertas, dan menulis,

"Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan."

"Hal-hal yang mengenai pemindahan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."

Kertas Teks Awal dengan beberapa coretan tersebut, Soebardjo serahkan ke Soekarni; dan Soekarni meminta Sayuti Melik untuk mengetik.

Namun, semuanya belum selesai; Teks Awal (yang telah diketik) tersebut justru mendapat  kritik dari para pemuda yang hadir. Mereka menilai bahwa teks tersebut tidak memiliki  semangat revolusioner, lemah, percaya diri. Teks Awal tersebut pun direvisi; kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.

Menjelang pagi hari, semuanya istirahat; ada yang tertidur di kursi, bangku, bahkan lantai dengan beralas koran. Sementara itu, Soekarno istiharat di salah satu kamar, sambil menahan demam.

Semuanya menanti waktu jam 10.00, ketika Teks Proklamasi dibacakan di Halaman Rumah Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Menteng, Jakarta Pusat.

(Dari Berbagai Sumber)

Dokumentasi Tribunnews
Dokumentasi Tribunnews
Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Mungkin kita, anda dan saya, masih ingat bunyi Teks Proklamasi Kemerdekaan RI, namun bisa lupa bahwa teks tersebut muncul atau tercipta dari suatu proses yang cukup panjang. Proses, yang di dalamnya ada debat, diskusi, kritik, coretan, dan edit.

Hal tersebut terjadi untuk mencapai Teks Proklamasi yang pas, tepat, dan mencerminkan perjuangan bangsa serta tujuan kemerdekaan sebagai Bangsa dan Negara.

Selain itu, hasil akhir dari proses panjang penyusunan Teks Proklamasi tersebut, juga mencerminkan peniadaan keterpihakan pada kelompok, golongan, etnisitas, serta sejumlah perbedaan lainnya. Sehingga, hanya ada satu tujuan yaitu, "Kami Rakyat Indonesia" serta "Rakyat Indonesia yang Menyatakan Kemerdekaan."

Jadi, yang merdeka itu adalah Seluruh Rakyat Indonesia; Rakyat Indonesia yang tidak terkotak-kotak oleh apa pun. Itu adalah semangat utama; semangat yang tak Khan luntur termakan zaman.

Dirgahayu Republik Indonesia

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun