"Hal-hal yang mengenai pemindahan dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya."
Kertas Teks Awal dengan beberapa coretan tersebut, Soebardjo serahkan ke Soekarni; dan Soekarni meminta Sayuti Melik untuk mengetik.
Namun, semuanya belum selesai; Teks Awal (yang telah diketik) tersebut justru mendapat  kritik dari para pemuda yang hadir. Mereka menilai bahwa teks tersebut tidak memiliki  semangat revolusioner, lemah, percaya diri. Teks Awal tersebut pun direvisi; kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.
Menjelang pagi hari, semuanya istirahat; ada yang tertidur di kursi, bangku, bahkan lantai dengan beralas koran. Sementara itu, Soekarno istiharat di salah satu kamar, sambil menahan demam.
Semuanya menanti waktu jam 10.00, ketika Teks Proklamasi dibacakan di Halaman Rumah Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Menteng, Jakarta Pusat.
(Dari Berbagai Sumber)
Hal tersebut terjadi untuk mencapai Teks Proklamasi yang pas, tepat, dan mencerminkan perjuangan bangsa serta tujuan kemerdekaan sebagai Bangsa dan Negara.
Selain itu, hasil akhir dari proses panjang penyusunan Teks Proklamasi tersebut, juga mencerminkan peniadaan keterpihakan pada kelompok, golongan, etnisitas, serta sejumlah perbedaan lainnya. Sehingga, hanya ada satu tujuan yaitu, "Kami Rakyat Indonesia" serta "Rakyat Indonesia yang Menyatakan Kemerdekaan."
Jadi, yang merdeka itu adalah Seluruh Rakyat Indonesia; Rakyat Indonesia yang tidak terkotak-kotak oleh apa pun. Itu adalah semangat utama; semangat yang tak Khan luntur termakan zaman.
Dirgahayu Republik Indonesia