Mereka, umumnya tidak mau, atau malas dan tak mau, melakukan konfirmasi atau pun validasi info yang didapat; apalagi info tersebut dari orang-orang yang dinilai dapat dipercaya dan valid. Sehingga, yang terjadi adalah dengan mudahnya hoaks, berita tak benar, news aspal begitu cepat tersebar, utamanya dikalangan akar rumput yang tidak terdidik.
Akibat lain dari semuanya itu adalah terjadi penyesatan publik karena mereka atau publik disi dengan segala bentuk info sesat, salah, hoaks dari berbagai arah. Dan, para pelaku utama penyesatan itu, umumnya tak terjangkau hukum karena pandai sembunyikan diri.
Upaya Tangkal
Hal yang tidak terbantahkan bahwa masyarakat Inddonesia masih didominasi oleh komunitas tidak terdidik (tentang Komunitas Terdidik, Klik), yang seringkali mudah percaya pada hal-hal yang bombabtis, tanpa saringan, apalagi tersebar secara masif.
Oleh sebab itu, upaya mencegah khabar bohong atau pun hoaks, juga harus dilakukan TSM. Dengan muatan isi atau konten kontra isu yang mudah dipahami, singkat, lugas. Hal-hal ini bisa dilakukan oleh anda dan saya atau siapa pun yang masih waras.
Selain itu, perlu penegakan hukum yang menembus atau mencapai mereka yang menjadi sumber utama (pembuat) hoaks ujar kebencian, fitnah, dan hal-hal yang bersifat penyesatan publik.
###
Cukuplah
Opa Jappy | Indonesia Today
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H