Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Ada Hubungan antara Rehabilitasi Pascabencana dan Hasil Pilpres

23 April 2019   18:39 Diperbarui: 23 April 2019   19:28 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas Com

Kementerian PUPR sementara merekontsruksi dan rehabilitas bangunan rusak pasca-bencana Lombok, antara lain 61.000 rumah dan 400 fasum dari total 225.000 bangunan rusak.

Proses rekonstruksi dan rehabilitasi dilakukan secara bertahap. Rumah-rumah yang diperbaiki dan dibangun kembali di Lombok merupakan rumah tahan gempa bumi. Rumah tersebut berupa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dan Rumah Instan Konvensional (Riko).

Dana yang sudah disalurkan kepada masyarakat di Lombok dan daerah sekitarnya yang terdampak bencana senilai Rp 5,1 triliun; sedangkan dana untuk fasum dan fasos Rp 900 miliar.

Danis H Sumadilaga | Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR

Sumber: Kompas

Di atas, hanyalah contoh kecil; sepenggal catatan tentang upaya pemerintah melakukan rekontsruksi pasca bencana di NTB. Jokowi pun pulang-pergi Lombok, dan bahkan tidur bersama mereka yang menjadi korban.

Ketika itu, Kelompok Anti dan Pembenci Jokowi memberi apresiasi terhadap tanggap bencana dan kelelahan Jokowi sebagai pecitraan. Nyaris tidak ada hal positif yang mereka tujukan kepada Jokowi.

Pada masa itu, sejumlah besar relawan pun menuju area bencana Lombok. Mereka, dari berbagai latar belakang, datang ke Lombok, membawa bantuan barang, jasa, dan dana. Mereka lakukan semuanya dengan ikhlas, tulus, dan penuh cinta serta kepedulian terhadap sesama anak bangsa yang menderita.

Memasuki dan selama masa Kampanye Pilpres, nyaris tidak ada info tentang giat relawan Jokowi-Ma'ruf di NTB. Namun, yang nyaring terdengar adalah suara kelompok lain.

Di sana, secara TSM, mereka melakukan pemutarbalikan fakta. Akibatnya, rakyat melupakan semua yang dipersembahkan Jokowi ke rakyat NTB.

Hasil kerja mereka luar biasa. Setelah Hari pemungutan suara Pilpres, hasil quick count menunjukan, Jokowi-Ma'ruf: 29,78 dan Prabowo-Sandiaga: 70,22. Hasil yang tidak membuatku heran, karena sudah terbaca sebelumnya.

Hasil seperti itu lah, yang membuat seorang warga NTB bereaksi terhadap Gubernur Sumbar; dan sebut sebagai rakyat yang tidak tahu berterima kasih. Mungkin juga, dengan alasan yang sama, Bupati Mandailing Natal mengundurkan diri?

Reaksi seperti itu, mungkin saja wajar, karena hasil Pilpres, untuk sebagian orang, sangat menyakitkan hati. Lihat, catatan Monique Rijkers di FB. Menurutnya,

  • NTB. Jokowi bolak-balik ke Lombok saat gempa, merehabilitasi dengan cepat dan memberikan bantuan dana 50 juta / keluarga korban, hanya dipilih sekitar 33%.
  • Di Sumbar. Jokowi menyodorkan infrastruktur kereta bandara dan rusun untuk santri tetapi Jokowi hanya dipilih 15%.
  • Di Aceh. Jokowi persembahkan tol dan bagi-bagi sertifikat wakaf namun cuma merebut suara 16%

Tapi, sebaliknya, daerah-daerah yang Jokowi 'sedikit memberi,' justru ia menang mutlak; misalnya Bali 92%, NTT 82%, Sulawesi Utara 76%, plus Papua 83%, Papua Barat 75%.

###

Jadi, berdasar hal-hal di atas, utamanya di NTB, membuktikan bahwa apa-apa yang dilakukan pemerintah (atau pun kehadiran Jokowi di area bencana) menjadi tak bermakna; sehingga tidak ada alasan untuk memilihnya pada Pilpres yang lalu.

Dengan itu, apa-apa yang Jokowi lakukan di NTB, bukan sebagai bujukan atau pun pecitraan; serta tidak ada hubungan antara rehabilitasi pasca bencana dan Pilpres.

Tapi, walau seperti itu, apakah mereka di NTB tidak punya hati berterima kasih ke Jokowi, sehingga memilih Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019? Jawaban pasti hanya pada diri mereka.

###

Lalu, setelah Pilpres, apakah di NTB akan muncul seperti ucapan Gubernur Sumbar? Agaknya, Jokowi bukan tipe seperti itu, ia tak pernah anaktirikan wilayah tertentu.

Tapi, ada baiknya, pada periode kedua nanti, Jokowi-Ma'ruf lebih memperhatikan wilayah dan rakyat yang membuatnya menang mutlak.

So, jangan memberi mutiara kepada mereka yang tidak tahu menghargainya serta menghormati si pemberi.

Opa Jappy | Kawal Pilpres 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun