Catatan I: Ciri Umum Orang Baik
Opa Jappy memberi 8 bentuk, model, ciri, Orang Baik, yaitu
- Selalu Memberi Nasehat atau Pemberi Nasehat dan Solusi Cerdas.
- Menunjukan Sikap dan Penilaian Positif dan Menyenangkan
- Disegani dalam Team Work atau pun Kelompok
- Jujur dan Kejujuran
- Memiliki Empati dan Simpati yang Melintasi Aneka Perbedaan.
- Upaya Membahagiakan Sesama
- Tenang dan Mampu Menguasai Diri
Tidak mudah meledak, marah, gebrak meja, kasar, dan mencaci. - Rela dan Tulus Membantu Orang Lain.
Catatan II: Caleg
Caleg merupakan seseorang yang mencalonkan diri (serta dicalonkan) dari Parpol menjadi Anggota Institusi Politik atau Parlemen.
Bermunculan caleg (pada sejumlah Parpol) yang minim pengetahuan serta wawasan politik, pendidikan pas-pasan, tidak pernah terlihat di area advokasi publik, dan sejenis dengan itu. Juga, caleg dengan latar artis, pengangguran, atau mungkin saja jagoan-jagoan dari dunia kegelapan.Â
Catatan III: Capres dan Cawapres
Capres dan Cawapres atau Calon Presiden dan Calon Wakil Preside, di RI atau di mana pun, selain dikenal sebagai orang baik, mereka juga memiliki kualitas, kapasitas, kemampuan, wawasan dan pengalaman pada bidang; semuanya itu ditambah dukungan politik dan penerimaan publik serta adanya peluang keterpilihan saat Pilpres.
Jadi, Capres/Cawapres tidak muncul tiba-tiba dari hamparan kosong; ia atau mereka harus memiliki jejak hidup dan kehidupan yang baik dan penuh kebaikan.
Capres/Capres juga lahir dari suatu proses dan perhitungan politik yang 'cukup rumit' dan memperhitungankan sangat banyak aspek lain, termasuk kemampuan mengumpulkan dukungan publik dan dana.
Capres/Cawapres tidak bisa seperti Caleg dadakan; atau pun sosok 'mendadak capres/cawapres.' Atau, karena 'pemaksaan kelompok,' demi pencampaian tujuan mereka.
###
Berdasar Tiga Catatan di atas, mari melompak ke konteks kekinian, jelang Pemilu: Parlemen dan Presiden/Wakil Presiden. Nama-nama mereka sudah menyebar, tersebar, dan dikenal publik.
Bahkan, sejak sekian waktu yang lalu, banyak (calon) pemilih sudah memiliki kepastian memilih. Luar Biasa.
Timbul tanya, mengapa mereka memiliki kepastian memilih? Ada banyak alasan; tapi utamanya adalah adagium yang muncul kemarin-kemarin dari area publik, 'Orang Baik Pilih Orang Baik.'
Orang Baik Pilih Orang Baik, suatu ungkapan yang kena-mengena dengan pemilih dan yang (akan) dipilih. Dengan asumsi bahwa semua pemilih adalah orang baik; serta semua Caleg, Capres, Cawapres adalah orang baik.
Ya. Karena mereka semua orang baik, utamanya menurut dirinya sendiri, maka berani mencalonkan diri sebagai Anggota Parlemen dan Capres/Cawapres di RI.
Namun, faktanya, setelah melewati ratusan Hari-Hari Kampanye, frasa bahwa semua pemilih adalah orang baik; serta semua Caleg, Capres, Cawapres adalah orang baik, menjadi pudar, abu-abu, dan cenderung sebaliknya.
Lihat apa yang terjadi selama ratusan hari kampanye. Para (calon) pemilih menunjukan amarah, arogan, pemberang, fitnah, ujar kebencian, lakukan kekerasan, pelanggaran hukum, dan hal-lain yang bukan kategori orang baik.
Juga, lihat apa-apa yang dilakukan Capres/Cawapres. Publik atau calon pemilih disodorkan orasi dan narasi pesimis, penyesatan publik, merendahkan Bangsa dan Negara, kata-kata kasar dan sejenisnya.
Jelas dan terang benderang. Media Pemberitaan dan Media Sosial, menunjukan bukti-bukti bahwa tidak semua pemilih adalah orang baik; juga tak seluruh Caleg dan Capres/Cawapres dikategorikan sebagai orang baik.
Jadi, ratusan Hari kampanye, saya bersyukur, telah membuka 'aslinya Caleg dan Capres/Cawapres.' Kebaikan, potensi, kualitas, dan kapasitas mereka terungkap; dan aib serta sisi negatif mereka terlihat secara kasat mata.
Kini, beberapa hari jelang Pemilihan Anggota Parlemen, Wakil Presiden, Presiden, saya ajak semuanya melihat diri, dan menatap masa depan Bangsa serta Negara. Dirimu masih sebagai atau berupaya menjadi orang baik khan?
Oleh sebab itu, sebagai Orang Baik, pilih lah Orang Baik agar mereka menjadi Anggota Parlemen, Wakil Presiden, Presiden.
Opa Jappy | Indonesia Today
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H