##
Selain hal-hal di atas, manti pada debat Cawapres 17 Maret 2019, keduanya seakan jadi ujung tombak dua kubu atau pun generasi. Ma'ruf mewakili tokoh-tokoh gaek lama, sedangkan kalangan politisi muda usia terwakili Sandi Uno.
Namun, 'keterwakilan' tersebut tidak bermakna masing-masing diikuti oleh sekian banyak pemilih pasti (yang memilih mereka pada 17 April 2019) di belakang mereka.
Oleh sebab itu, pada debat besok, keduanya harus meyakinkan massa atau calon pemilih lawan. Itu bermakna, Sandi Uno, walau ia muda, harus bisa menunjukan kepada generasi 'seangkatan Ma'ruf Amin,' bahwa dirinya mampu, pas, pantas, dan berkualitas menjadi Wakil Presiden.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Ma'ruf Amin. Dalam artian, walau ia termasuk dari zeman old, namun idea, gagasan, pola pikir, serta kemampuannya masih kena-mengena dengan generasi sekarang. Sehingga, dirinya lebih pas menjadi Wakil Presiden daripada Sandi Uno.
###
Dengan demikian, debat Cawapres besok malam, (akan) semakin menarik, berbobot, dan berkualitas, jika Ma'ruf dan Sandi mampu mengelola orasi narsai mereka sehingga menarik perhatian publik; dan bukan sekedar jawaban untuk 'mematikan' lawan bicara.
Bukankah politik itu juga bermakna semi mempengaruhi orang lain?
Opa Jappy | Ketum Komunitas Indonesia Hari Ini - IHI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H