Yang kita bela dan dukung ternyata lebih buruk, kesengsaraan rakyat makin menjadi-jadi, ketidakadilan dan kesewang-wenangan menjadi tontonan kita sehari-hari.
Maka saat mereka mengajak untuk kembali ikut kampanye dan acara-acara untuk mendukung,
Saya katakan tidak, saya sudah tertipu, saya tak mungkin ikut lagi.
Saya juga merasa berdosa ikut berperan, dulu.
Dengan gampang, karena saat ini ramainya deklarasi dukung-mendukung, publik langsung arahkan perhatian ke Capres/Cawapres pada Pilpres 2014. Pada masa itu, apakah IF mendukung salah satu pasangan Capres/Cawapres?
Dari jejak digital menunjukkan bahwa, pada Pilpres 2014, IF netral atau tidak mendukung pasangan Capres/Cawapres tertentu. Lalu, mengapa ia berkata, "Saya katakan tidak, saya sudah tertipu, saya tak mungkin ikut lagi. Saya juga merasa berdosa ikut berperan, dulu."
Dengan rangkaian kata-kata seperti itu, IF seakan berkata bahwa, 'Dirinya ikut berperan atau mengambil bagian pada upaya agar seseorang menjadi pemimpin.'
Namun, siapa orang yang dimaksud IF tersebut? IF tidak memberi kepastian jawaban; ia justru 'membiarkan kebebasan' kepada publik menafsir sesuai kemampuan olah pikir mereka.
Nah.
Karena kebebasan itulah, maka saya menilai bahwa IF telah dan sementara melakukan 'penyesatan publik.'
Dalam artian, ungkapan IF tersebut tertuju ke pasangan Capres/Cawapres Pilpres 2019; dan khususnya Joko Widodo, yang sekarang adalah Presiden RI.