Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan untuk Iwan Fals

14 Maret 2019   10:44 Diperbarui: 14 Maret 2019   11:25 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Pribadi dari Google

Saya dulu ikut, bahkan lagu saya menjadi ikon dalam gerakan perubahan yang diikuti oleh begitu banyak seniman.

Bahkan setelahnya saya pernah diundang ke istana, saya masih ingat cercaan dan bulian pada saya, kala itu.

Lalu, jujur, sebagaimana Anda semua, saya kecewa, ya sangat kecewa.

Terasa sia-sia perjuangan kita yang tanpa pamrih.

Yang kita bela dan dukung ternyata lebih buruk, kesengsaraan rakyat makin menjadi-jadi, ketidakadilan dan kesewang-wenangan menjadi tontonan kita sehari-hari.

Maka saat mereka mengajak untuk kembali ikut kampanye dan acara-acara untuk mendukung,

Saya katakan tidak, saya sudah tertipu, saya tak mungkin ikut lagi.

Saya juga merasa berdosa ikut berperan, dulu

[Sumber: Warta Kota 13 Maret 2019]

Tangkapan Layar Pribadi dari Kaskus
Tangkapan Layar Pribadi dari Kaskus
Kutipan di atas, jika asli, datang dari seniman Iwan Fals; dan cukup membuat publik terkesima sekaligus pernah tanya. Ada apa dengan Iwan Fals?
Pernyataan IF tersebut memang cukup menggelitik karena secara tersirat menunjukan penyesalan terhaddap apa yang telah ia Lakukan pada masa sebelumnya. Coba perhatikan bagian ini

Yang kita bela dan dukung ternyata lebih buruk, kesengsaraan rakyat makin menjadi-jadi, ketidakadilan dan kesewang-wenangan menjadi tontonan kita sehari-hari.

Maka saat mereka mengajak untuk kembali ikut kampanye dan acara-acara untuk mendukung,

Saya katakan tidak, saya sudah tertipu, saya tak mungkin ikut lagi.

Saya juga merasa berdosa ikut berperan, dulu.

Dengan gampang, karena saat ini ramainya deklarasi dukung-mendukung, publik langsung arahkan perhatian ke Capres/Cawapres pada Pilpres 2014. Pada masa itu, apakah IF mendukung salah satu pasangan Capres/Cawapres?

Dari jejak digital menunjukkan bahwa, pada Pilpres 2014, IF netral atau tidak mendukung pasangan Capres/Cawapres tertentu. Lalu, mengapa ia berkata, "Saya katakan tidak, saya sudah tertipu, saya tak mungkin ikut lagi. Saya juga merasa berdosa ikut berperan, dulu."

Dengan rangkaian kata-kata seperti itu, IF seakan berkata bahwa, 'Dirinya ikut berperan atau mengambil bagian pada upaya agar seseorang menjadi pemimpin.'

Namun, siapa orang yang dimaksud IF tersebut? IF tidak memberi kepastian jawaban; ia justru 'membiarkan kebebasan' kepada publik menafsir sesuai kemampuan olah pikir mereka.

Nah.

Karena kebebasan itulah, maka saya menilai bahwa IF telah dan sementara melakukan 'penyesatan publik.'

Dalam artian, ungkapan IF tersebut tertuju ke pasangan Capres/Cawapres Pilpres 2019; dan khususnya Joko Widodo, yang sekarang adalah Presiden RI.

Hal tersebut tercermin pada, "Yang kita bela dan dukung ternyata lebih buruk, kesengsaraan rakyat makin menjadi-jadi, ketidakadilan dan kesewang-wenangan menjadi tontonan kita sehari-hari;" Pernyataan seperti ini, sama dan sebangun dengan ungkapan dasar dari para Anti Jokowi, Pembenci Jokowi, Oposisi, serta Tim Sorak Prabowo - Sandi.

Selain telah melakukan 'Penyesatan Publik,' agaknya IF telah terjerumus ke dalam area politik yang dibangun dengan opini kosong, tanpa data dan fakta, hoax, serta ujar kebencian. Akibatnya, IF dengan nyaman mengeluarkan pernyataan yang tidak membangun dan tak bermartabat.

Jadi, berdasar hal-hal di atas, saya sampaikan pesan ke Iwan Fals, bahwa

  • Jejak Digital menunjukkan Anda tidak mendukung Jokowi JK pada Pilpres 2014
  • Jadilah seniman yang netral sesuai nama besar Anda
  • Tak perlu mengeluarkan pernyataan ambigu dan multi makna
  • Ingat juga banyak pendukungmu adalah para Jokowers; jangan membuat bathin mereka terluka
  • Jika menilai hasil karya Jokowi JK, lakukan dengan jujur dan holistik

Semoga

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun