Di sisi Lain dari Selatan Jakarta | Awal Kata: Kepada semua saudara/i, kakak, adik, bapak/ibu, suami, isteri, suami orang lain, isteri orang lain, anak, mantu, calon mantu, cucu, nona, nyong, sadulur, kolega, relawan, pacar dan kekasih, mantan pacar dan kekasih, relawan, semua dan semuanya, saya ucapakan
"Terimakasih karena sudah menyampaikan Selamat Natal kepada saya melalui FB, WA, Twitter, Telegram.
Karena sangat banyak ucapan yang tertuju dan sampai ke saya, maka tidak bisa balas satu persatu.
Oleh sebab itu, saya Cuma bisa sampaikan bahwa, kiranya TUHAN, Yang Mahakuasa dan Mahakasih, Kiblat dan Pusat Penyembahan umat beragama di seluruh dunia, membalas perhatian kalian semua dengan hal-hal yang berguna untuk hidup dan kehidupanmu.
Amin."
Kemarin, dan hari-hari sebelum kemarin, dan mungkin hingga akhir Januari 2019, jagad Dunia Maya dan Dunia Nyata, penuh dengan suara, nada, dan ungkapan serta ucapan Selamat Hari Natal atau Selamat Dies Natalis atau Selamat Hari Kelahiran atau 'dies natalis dimaknai sebagai pada hari itu engkau dilahirkan.' [Note: Sebetulnya, ucapan yang benar dan lengkap adalah, "Selamat Merayakan Natal Yesus Kristus;" namun, dengan alasan praktis, hanya diucapkan Selamat Natal].
Dengan demikian, jika hanya menyebut Selamat Natal (tanpa dilanjutkan nama orang atau lembaga atau apa lah), maka hanya bermakna 'Selamat Lahir.' Dan itu, sama sekali tidak bermakna apa-apa; selanjutnya, pada tulisan ini, saya ikutan memakai frasa 'Selamat Natal.'
Agaknya, sejak lama, karena alasan praktis itu juga, maka anda dan saya hanya mengucapkan 'Selamat Natal;' dan dimaknai bahwa ucapan atau kata-kata tersebut tertuju pada sebutan Selamat Merayakan Hari Natal Yesus Kristus.
Suatu ungkapan, yang bisanya ditujukan ke/pada mereka atau orang-orang yang bergama Katolik dan Kristen Protestan (dan varian-varian di dalamnya). Dan, yang menerima ucapan selamat tersebut pun membalas dengan kata-kata balasan yang tak kalah indah, ramah, bersahabat, dan penuh terimakasih. Dua-duanya benar; juga, yang memberi ucapan selamat dan menerimanya sama-sama maklum serta pahami maksud dari apa yang mereka dengar. Atau, terpaksa memahami dalam ketidaktahuan mereka? Entahlah.
Umat Kristen, Kristiani, atau Nasrani? Â
Seringkali pada ucapan Selamat Natal, diikuti dengan berbagai kata (dan kata-kata) sebagai 'pemanis bahasa' atau pun memperindah ucapan; biasanya ucapan-ucapan ini pada grup-grup medsos. Misalnya, (i) selamat Merayakan Natal bagi yang merayakannya; (ii) Teruntuk umat Kristiani, saya ucapkan Selamat Natal, (iii) Kepada umat Nasrani, saya ucapkan Selamat Natal, (iv) untuk umat Nasrani, Selamat Natal, (v) kepada mereka yang merayakan Natal, saya ucapkan Selamat Nata, (vi) kepada teman-teman Nasrani, saya ucapkan Selamat Natal, dan lain sebagainya. Dan, masih banyak varian serta paduan kata-kata yang lainnya.