Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih, karena Sudah Ucapkan Selamat Natal

27 Desember 2018   16:44 Diperbarui: 27 Desember 2018   17:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada varian-varian Selamat Natal tersebut, kata yang selalu ada adalah, Selamat, Natal, Kristiani, Nasrani, dan Kristen. Sebutan tersebut, umumnya dipahami sebagai kata pengganti atau tertuju kepada mereka yang beragama Katolik dan Kristen. Sayangnya, ungkapan-ungkapan tersebut, khususnya di Indonesia, sebetulnya muncul dari 'warisan' ketidaktahuan menyebut (dan sebutan) terhadap umat Kristen dan Katolik. [Note: Bahkan, pada sejumlah orang dan di konteks tertentu, kata-kata Kristen atau pun Katolik, tidak pernah diucapkan, namun diganti dengan frasa 'Non Muslim.' Agaknya, mereka hanya memahami Satu Agama, dan yang lainnya adalah Agama Non .... ].

Dengan demikian, mari, kita memahami ucapan Natal, yang mungkin Anda juga ucapkan, yang sering terdengar atau diungkapkan.

Selamat Merayakan Natal bagi yang merayakannya. Ucapan atau kalimat seperti ini, utamanya di Medos, terlihat sangat 'tidak niat' diucapkan; ini adalah kalimat basa-basi yang diucapkan seseorang untuk sesamanta yang merayakan Natal. Sebab, jelas bahwa yang merayakan Natal, terutama di Indonesia, hanya umat Katolik dan Kristen Protestan, lalu mengapa mengucapkan, "Selamat Merayakan Natal bagi yang merayakannya?"

Sama dengan frasa, "Kepada mereka yang merayakan Natal, saya ucapkan Selamat Natal;"  jelas bahwa hanya umat Katolik dan Kristen yang merayakan Natal. Jadi, tak perlu dengan kata-kata, kepada mereka .... Selamat Natal, karena tidak ada umat lainnya, yang merayakan Natal.  

Teruntuk umat Kristiani, saya ucapkan Selamat Natal. Kata 'kristiani' biasanya dipakai untuk 'merujuk' ke/pada mereka yangt beragama Kristen atau orang Kristen. Kata kristiani sebetulnya sebagai kata sifat yang merujuk pada sifat-sifat, etika, moral, atau pun gaya hidup dan kehidupan seorang Kristen (yang) berdasar Alkitab serta ajaran (organisasi, aliran, mazhab, sekte) Gereja yang dibangun sesuai ajaran Yesus Kristus. Sehingga frasa 'Umat Kristian' merupakan sebutan lain dari 'mereka atau seseorang yang hidup dan kehidupannya mengikuti ajaran Yesus Kristus sesuai kesaksian Alkitab dan ajaran Gereja. Jadi, bisa diterima, jika ada ucapan, "Teruntuk Umat Kristiani, ..... dan seterusnya."  

Kepada umat Nasrani, saya ucapkan Selamat Natal. Umat Nasrani? Nasrani adalah ungkapan yang paling salah kaprah terhadap umat Kristen. Sebab, sepanjang sejarah Kristen, umat Kristiani tidak menyebut diri mereka sebagai "nashara" atau kaum Nasrani. Orang-orang Kristen Arab menyebut diri mereka dengan kata "masihiyyun" (pengikut al-Masih) dan karena itu agama Kristen disebut "masihiyyah". Di kalangan komunitas non-Arab pun istilah "nashara" tidak digunakan untuk menyebut para pengikut Yesus.

Dalam literatur Kristen berbahasa Suriah (Syriac), misalnya, dikenal istilah mshihaya. Yakni, seperti padanan Arabnya, para pengikut al-Masih. Juga, dalam bahasa Yunani lebih dikenal sebutan kristyana, yang berarti pengikut Kristus. Mungkin saja, banyak orang di Indonesia menggunakan istilah nashara atau nashrani, karena 'warisan' ajaran yang mereka dapatkan. 

Menurut sejarahnya, kata 'Nasrani atau nashrani' muncul dari ungkapan bully terhadap penduduk kota Nazareth, di Palestina. Pada masa lalu, kota ini termasuk wilayah yang menghasilkan penjahat dan pekerja informal lainnya. Sehingga, pada abad I, era Yesus, ketika orang menyapa Yesus sebagai Rabbi atau Guru, ada reaksi yang mengatakan, "Adakah yang baik dari Nazareth?"

Kata yang sama, Nazareth, juga ada pada salib Yesus; kata-kata Yesus orang Nazareth Raja Orang Yahudi, merupakan ejekan dari prajurit Romawi yang menyalibkan Yesus. Seakan ingin menyatakan bahawa, 'Raja Orang Yahudi, adalah orang dari Nazareth;" atau wilayah kecil, kumuh, dan udik.

Lalu, mengapa sering terdengar ucapan ucapan Orang Nasrani atau Agama Nasrani? Nah, itu muncul karena ketidaktahuan; atau bahkan 'lanjutan' kekinian sebagai ejekan terhadap umat atau mereka yang beragama Kristen? 

Bisa jadi, itu benar. Karena ucapan Nasrasni, memang lahir dari sikon sosial politik yang tak bersahabat, bahkan, dituding sebagai 'sekte yang menyimpang' dari Yudaisme dan Agama Yahudi. Dan, pada masa itu pun, terjadi pembasamian terhadap semua orang yang menyebut diri Kristenn atau pengikut Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun