Semangat #kawalkebangkitanNTT itulah yang menjadikan 'semacam gerakan' yang bisa disebut sebagai 'Bersama-sama membangun NTT - Membangun NTT bersama-samam.' Dan, itu harus melibatkan semua elemen masyarakan NTT, semua golongan, suku dan sub-suku, serta siapa pun yang ada di Bumi Flobamora, juga mereka yang ada di Diaspora.
Salah satu kegiatan awal yang dilakukan oleh kalangan #kawalkebangkitanNTT tersebut adalag kelorRun. Di dalamnya, sekaligus merupakan gerakan sosial masyarakat khususnya anak muda NTT, untuk memberikan awareness kepada seluruh masyarakat tentang manfaat pohon kelor yang disebut juga "The Miracle Tree." KelorRun diadakan atau dikemas berupa fun run, pada puncak Perayaan HUT ke 60, 20 Desember 2018.
Mengapa memilih nama kelorRun? Salah seorang anggota panitia, Jefrey Jamba, ketika saya hubungi melalui telepon, mengatakan bahwa, "KeloRun merupakan aksi agar masyarakat NTT memberi perhatian pada kelor, yang mempunyai multi fungsi. Juga sekaligus, sebagai kampanye yang membangun kesadaran masyarakat terhadap manfaat dan pentingnya kelor, [Note: Tentang manfaat Kelor, Klik]."
Dengan demikian, melalui kelorRun, sekaligus merupakan giat dan kegiatan yang bersifat dukungan terhadap program pemerintah Indonesia, dan secara khusus NTT, yaitu Revolusi Hijau. Sehingga menjadikan tanaman kelor sebagai sayuran atau lauk pauk; karena selam selama ini, kelor hanya sebagai  tanaman pagar.
Budidaya dan Festival Kelor
Selain itu, ketika saya bertanya kepada salah satu anak muda dari #kawalkebangkitanNTT, "Apa harapan mereka dari masyarakat terhadap kelorRun? Atau, apakah kegiatan yang sama pada 2019?" Â Atau, sebagai suatu agenda tetap oleh Pemda NTT dan #kawalkebangkitanNTT? Itu belum terjawab.
Namun, menurut mereka, jika pada kelorRun 2018, ada pembagian bibit kelor oleh Gubernur NTT dan Walikota Kupang kepada masyarakat; dan diharapkan, penerima bibit kelor akan menanam di pekarangan dan merawatnya sebagai tanaman multi fungsi, obat serta lauk paut atau sayuran.
Saya pun mengusulkan ke/pada panitia agar kelorRun 2018 dilanjutkan tahun 2019 dengan kelorRun plus Festival Kelor. Karena, melalui pembagian bibit, menanam, dan merawatnya, maka setahun kemudian, katakanlah pada Desember 2019, pohon kelor akan tumbuh sekian meter, berdaun lebat, dan lain sebagainya. Bahkan menunjukkan keindahan tertentu, dan itulah sebagai dasar penilaian pada Festival Kelor.
##
Berdasarkan semuanya itu, maka kelorRun bukan sekedar selesai pada fun run, melainkan menjadi suatu agenda tetap dan berkelanjutan, bahkan juga, nantinya, merupakan salah satu daya tarik pariwisata NTT.
Nah.