Dan, ketika Jokowi bersama Basuki Tj Purnama berkampanye pada Pilkada DKI Jakarta, sepanjang saya ikut (dengan ngosan-ngosan) gerak Jokowi, dan melihat, ia lakukan sholat sesuai waktunya. Juga, sepanjang yang saya tahu, ketika ikut 'mengekor' Jokowi di/ke luar Jakarta, saya melihat Jokowi tetap berwudhu dan sholat sesuai waktunya.
Lalu, di mana ketidak-islam-nya dan bukan Islaminya Jokowi? Banyak orang, termasuk saya, belum menemukan sehingga tidak bisa menjawab.
##
Berdasar semuanya itu, dan melihat kutipan di atas, maka sebetulnya tidak ada alasan apa pun untuk menyatakan bahwa Joko Widodo, Presiden RI dan juga kini Capres RI untuk Pilpres 2019 sebagai bukan Islam dan tidak Islami. Sekali lagi, tidak ada alasan untuk menyatakan seperti itu.
Namun, ternyata masih tidak sedikit orang yang tak mempercayainya; mereka lebih meyakini berita bohong alias hoaks (yang ditiup atau disebarkan oleh lawan politiknya) bahwa Jokowi 'di luar mereka,' serta Jokowi adalah Sang Lain yang berbeda iman dengan mereka. Nah.
Semuanya bisa terjadi karena kuat dan kekuatan hoaks sertaujar kebencian. Anehnya lagi, para penyebar tersebut, maaf kata, adalah sebagian besar adalah orang-orang yang bisa disebut seiman dengan Jokowi. Agaknya, menolak (tepatnya menuding) seseorang dengan cara 'ia tidak seiman atau pun seagama (dengan saya, dengan kami, dengan kita)' telah dipergunakan ke/dalam ranah politik. Prihatin.
Pada kerangka itu, yang terjadi adalah membangun 'pembusukan dan permusuhan politik' berdasar sentimen perbedaan agama (walau sangat dipaksakan); sehingga orang yang dituding mendapat stigma 'ia bukan kami, ia tidak sama dengan kita, ia berbeda, oleh sebab itu 'jangan atau tidak memilih dia.'
Sungguh Terlalu dan Keterlaluan.
Oleh sebab itu, ada baiknya, anda dan saya membaca ulang kutipan di atas dan memahami apa itu 'Islamnya Joko Widodo'
Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Joko Widodo