Oleh sebab itu, seringkali, ketika generasi milenial berhadapan dengan banyak tugas (dari/dan di tempat kerja), justru mereka cuma menjawab 'ya' dan senyum-senyum, karena tahu persis apa yang harus dikerjakan dan selesaikan; bahkan lakukan semuanya secara efektif. Hal tersebut, dinyatakan oleh Selo Christian, salah salah satu manajer perusaha Jepang di Indonesia. Ketika mendapat tugas ke daerah atau LN, terasa bahwa waktu yang diberikan pada (oleh Perusahan) berlebihan, karena pekerjaan atau tugas bisa selesai sehari atau dua hari dari waktu tugas. Di sini, yang terjadi adalah bekerja efisien, irit biaya, namun mencapai tingkat keberhasilan.
Ke depan, generasi Milenial inilah yang (akan) masuk dalam era kepemimpinan yang bertindak lebih cepat, mengantisipasi perubahan global, serba internet  dan digital, diiringi berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang lebih terbuka. Jadinya, mereka tidak bisa menerima sesuatu dengan sekedar 'ini perintah,' namun 'ini penjelasan detailnya. Oleh sebab itu, mereka tidak bersifat nanti 'ada keputusan' yang bertingkat, baru dikerjakan, melainkan aksi yang cepat, tepat, dan tak pakai lama, karena segala sesuatu bisa dikerjakan simultan.
##
Nah. Kandidat Capres/Cawapres yang mau merebut suara generasi milenial, maka tunjukan efektifitas itu dalam kampanye. Berikan 'janji' kepada mereka bahwa jika menang sebagai Presiden dan Wakil Presiden, maka akan memberi peran besar kepada Generasi Milenial untuk memajukan  Bangsa dan Negara.
Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H