Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ASN, Guru, Dosen Pahami Ini, Agar Tidak Sebar Hoaks dan Ujar Kebencian

14 Oktober 2018   17:20 Diperbarui: 15 Oktober 2018   05:23 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Indonesia Hari Ini

##

Beberapa hari yang lalu, ketika kasus Guru NK dari SMAN 87 Jakarta Selatan [klik]muncul ke permukaan dan terang benderang di area publik, Medsos diramaikan dengan sejumlah kesaksiann (dari sejumlah daerah di FB dan Grup WA) tentang hal yang sama. 

Dengan nada yang sama, mereka menyebut terjadi juga pada Sekolah A, di Kota B, Provinci C. Atau, mereka menyebutkan ASN pada Institusi Pemerintah di Kota D, E, F dan seterusnya, juga melakukan hal yang sama. Luar biasa namun, saya Prihatin.

Apa-apa yang disampaikan Nitizen melalui akun pribadi maupun komentar tersebut, bukan ikutan ramai atau pun asal komentar, melainkan fakta real yang sementara terjadi.

Hal tersebut, terbukti dari jejak digital; bahwa orang-orang yang berprofesi sebagai PNS atau ASN, Guru, dan Dosen lah yang terbanyak menyebarkan hoaks dan ujar kebencian. Bahkan, tak sedikit di antara mereka, dengan berbagai alasan, secara langsung 'menyerang pemerintah dan Presiden Jokowi.'

Ternyata, jejak digital menujukkan bahwa sejak lama (beberapa tahun lalu) mereka, para ASN, Guru, Dosen itu, melakukan hal-hal yang tak seharusnya tersebut. Pasalnya, mereka dibayar atau digaji oleh Negara, namun pada saat bersamaan, menyerang pemerintah dan Kepala Negara dengan hoaks serta ujar kebencian.

Timbul tanya, "Mengapa Mereka Lakukan Hal Tersebut?" Tidak sulit menjawabnya, karena para pelakunya mempunyai kesamaan alasan (walau mereka muncul dari berbagai daerah dan institusi yang berbeda).

Untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan alasan-alasan adanya ASN, Guru, Dosen yang meyebarkan hoaks serta ujar kebencian, saya menghubungi sejumlah teman dari beberapa instansi. Ternyata jawaban mereka juga sama, yaitu (i) alasan idiologi dan politik, (ii) adanya pengawasan yang menjadikan mereka tidak bisa menambah penghasilan, (iii) hanya ikut-ikutan atau terbawa arus, (iv) karena sesuai garis dan kebijakan ormas atau parpol, di mana mereka menjadi anggotanya, (v) dan alasan etnisitas.

Selain itu, ketika saya bertanya kepada beberapa teman (pagi dan siang tadi di Kelapa Gading Jakarta Utara), yang juga berprofesi sebagai ASN, Guru, dan Dosen, apakah mereka sudah tahu bahwa, ada aturan yang melarang mereka menyebarkan hoaks dan ujar kebencian; ramai-ramai menjawab, belum tahu. Nah.

Dengan contoh kecil di atas, maka kemungkinan besar sejumlah ASN, Guru, dan Dosen yang 'masih suka dan sering' menyebarkan hoaks serta ujar kebencian karena tidak (pernah) tahu adanya larangan.

Perlu Sosialisasi dan Sebaran Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun