Ternyata tidak ada apa-apa; ternyata biasa-biasa saja; ternyata, hal yang ditakutkan yaitu langsung ditahan, tidak terjadi; ternyata, belum datang, sudah takut terjadi apa-apa sehingga membutuhkan ratusan pendamping; dan ternyata salah duga. Kira-kira seperti itulah, dalam bahasa saya, pada diri Amien Rais dan pendukungnya, sehingga mereka perlu datang dan berkumpul di sekitaran Markas Polda Metro Jaya.
Mereka, para pendukung tersebut, datang ke sana sebagai bentuk solidaritas, dukungan, serta siap-siap jika terjadi 'apa-apa' dengan Amien Rais. Namun, yang terjadi adalah datar, biasa-biasa saja, bahkan anti klimaks.
Faktanya. Ketika Amien Rais diperiksa oleh Polda Metro Jaya, ia diperlakukan dengan baik, nyama, dan terhormat. Polisi memperlakukan dia sebagai seorang tokoh atau pun negarawan, bukan bagian dari kelompok yang jahat. Salut untuk Polri, khususnya Polda Metro Jaya.
Faktanya. Rabu 10 Oktober 2018, menurut Amien Rais, dirinya (merasa) dimuliakan selama menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Proses pemeriksaan terhadap Amien, termasuk makan siang dan pemeriksaan kesehatan, berlangsung sejak pukul 10 pagi hingga 16.00 WIB, kepada media, Amien mengatakan bahwa,
"Saya dihormati, dimuliakan ya, oleh para penyidik. Dan betul-betul suasana akrab, penuh canda, tawa dan lain-lain. Jika dilihat dari sisi waktu, pemeriksaan dirasa cukup lama. Meski demikian, separuh waktu digunakan untuk makan, shalat dan berbincang-bincang.
Jadi demikian smooth dan bagus. Dan pertanyaannya straight, tidak muter-muter apalagi menjebak. Tidak ada. Jadi saya terima kasih sekali."Â
Dengan, cara seperti itu, menurut Polri telah menempatkan Amien secara manusiawi, terhormat, dan menerapkan prinsip kesataran di hadapan hukum; walaupun, mungkin saja saat itu, Amien datang dengan 'perasaan akan menjadi tersangka atau di tahan.' Lagi-lagi, Amien dan para pendukungnya, salah duga.
Jujur, ketika kemarin Amien Rais, saya termasuk yang ikut was-was karena ada pengerahan massa; sehingga saya lebih memilih duduk manis sambil ngopi di salah satu kedai kopi disekitaran Mapolda, sambil memperhatikan sikon yang ada. Ternyata, semua terjadi di luar dugaan hati yang was-was.
Jadi, perlakuan semua Polri terhadap Amien Rais tersebut, membuat ia menjadi nyaman, tanpa takut, dihormati, akrab, dan menghargai penyidik dari Polri yang jauh lebih muda dari dirinya. Dengan suasana seperti itu, Amien 'membalas' dengan koporatif, menjawab semua pertanyaan (30 pertanyaan) dengan nyaman, jujur, dan detail. Klop; itu yang Polri harapkan.