Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ahokers: Kami Masih Ada, Siap Menangkan Jokowi pada Pilpres 2019

21 Agustus 2018   19:39 Diperbarui: 21 Agustus 2018   22:23 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi | Andy Hakim, Opa Jappy, Agum Gunandjar, Norman Hadinegoro | dokpri

Masih ingat Teman Ahok, Kotak-kotak, Rumah Lembang, Basuki Djarot Centre, dan branding Ahok/Ahokers pada waktu Pilkada DKI Jakarta? Tentu. Anda (mungkin) tak bisa melupakannya. Banyak orang, dari pelbagai penjuru dunia, pada  waktu itu, identifikasikan diri dengan 'Ahok' kemudian 'Basuki -- Djarot atau Badja;' mereka pun hadir di mana-mana; semuanya secara langsung atau tidak 'melekat' pada sosok Ahok.

Bahkan, setelah Basuki Tj Purnama, sebut saja BTP, nginap di Penjara pun, nama Ahok tidak pernah hilang dan terhilang dari hati semua Ahoker. Mereka tetap mengikuti setiap perkembangan BTP; mereka ada dan selalu ada walau tidak terlihat di area serta arena publik. 

Walau tidak terlihat, bukan bermakna mereka bersembunyi dan silent; mereka tetap bergerak dalam silentnya, sambil melakukan konsolidasi serta komunikasi dengan berbagai pihak.

Faktanya, kemarin 19 Austus 2018, sejumlah 'Sosok Ahokers' serperti Norman Hadinegoro, Gus Sholeh, Andy Hakim, Agun Gunandjar Sudarsa, Opa Jappy bersama sejumlah pendukung BTP lainnya melakukan 'Deklarasi dan Meyatakan Diri bahwa, Mereka Masih Ada.' Secara bersama, mereka menyebut diri sebagai 'Ahoker Milennial,' siap memenangkan pasangan Capres/Wapres Jokowi - KH Ma'ruf Amin pada Pilpres RI 2019.

Pada kesempatan tersebut, Norman Hadinogoro sebagai penggagas Ahokers Milenial menyatakan bahwa, "Kita hadapi bukanlah kelompok atau orang perorang tetapi hoax; penyebaran berita bohong tersebut telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara karena hoax memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. 

Oleh sebab itu, Ahokers Melinial, dengan kemampuan yang ada, melakukan kontra isue terhadap hoaks melalui semua akun Medsos." Selanjutnya, menurut Norman, mensosialisasikan hasil kerja Presiden Jokowi-JK.

Sementara itu, Agun Gunandjar Sudarsa, yang didaulat sebagai Pembina Ahoker Milennial, menyatakan bahwa, akan bekerja keras untuk pemenangan Jokowi- KH Maruf. Sebab, pondasi-pondasi, landasan-landasan kebijakan yang sudah dikerjakan oleh Jokowi di periode pertama, sebagai suatu optimisme menatap masa depan, mendekatkan kepada tujuan berbangsa bernegara, dalam bentuk pemerataan pembangunan, pengentasan kemampuan masyarakat dari aspek pendidikan, kesehatan, infrastruktur. 

Selain itu, menurut Gunandjar, "Kita mendorong dan meyakinkan publik bahwa Jokowi telah menyentuh sendi-sendi kehidupan berbangsa bernegara dalam konteks ideologi Pancasila."

Opa Jappy, Ketum Komunitas Indonesia Hari Ini dan Pendiri/Penggagas Relawan Indonesi Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ, yang juga hadir di pertemuan Ahokers Milenial pada Minggu 19 Agustus 2019, menyatakan bahwa, "Sebagai Ahokers, sudah tak penting gunakan aksi-aksi politik yang kasar dan tak bermartabat, melainkan ikuti makna politik yang soft yaitu seni mempengaruhi orang lain." 

Jadi, menurut Opa, Ahokers (akan) melakukan kegiatan untuk mememenangkan Jokowi-MA secara lembut, simpatik, dan kontra isue; dan dengan cara tersebut, lebih mampu memenangkan hati pemilih agar memilih Jojowi-MA.

Pendapat yang senada juga disampaikan oleh pendukung Ahok, yang juga Praktisi Pariwisata, Ade Ferdijana. Ketika dihubungi melalui WatsApp, Ade menyatakan bahwa, "Faktanya, nama dan sosok Ahok memang selalu diingat publik, terutama menyangkut kebijakan yang mempermudah hubungan kerja dengan Pemda DKI Jakarta." 

Bertalian dengan adanya Ahokers Milenial yang mendukun dan memenangkan Jokowi-MA pada Pilpres 209, Ade menyatakan bahwa, hal tersebut adalah sesuatu tang baik dan benar. Sebab, jika Ahoker tidak memilih, maka akan berpenagaruh pada kemenangan Jokowi-MA. Jadi, menurut Ade, "Mari kita tinggalkan hal-hal kemarin, dan bersama-sama menatap Indonesia yang lebih baik bersama Jokowi-MA."

Dokumentasi Indonesia Hari Ini | dokpri
Dokumentasi Indonesia Hari Ini | dokpri
Itulah Ahokers Milenial, yang selalu ada karena BTP, dan kembali gerak untuk Jokowi, Sang Sahabat Ahok. Dan, menurut saya, publik (akan) menanti kiprah serta gerakan Ahokers. Tiba-tiba, saya jadi ingat, pada suatu waktu BTP menyatakan bahwa, "Di dalam berpolitik, yang paling sulit itu adalah kita berpolitik bukan dengan merusak rakyat, tetapi dengan mengajar mereka. Maka saya tidak pernah membawa makanan, membawa beras atau uang kepada rakyat. 

Tetapi saya selalu mengajarkan kepada rakyat untuk memilih pemimpin, yang pertama, bersih yang bisa membuktikan hartanya dari mana; yang kedua, yang berani membuktikan secara transparan semua anggaran yang dia kelola; yang ketiga, ia harus profesional, berarti menjadi pelayan masyarakat yang bisa dihubungi oleh masyarakat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Saya selalu memberi nomor telepon saya kepada masyarakat."

Nah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi para pendukung BTP untuk tidak memenangkan Jokowi-MA pada Pilpres 2019. Saya tutup tulisan ini dengan Catatan Saya dari ucapan BTP

Hari ini saya ingin melayani Tuhan dengan membangun di Indonesia, supaya 4 pilar yang ada, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya wacana saja bagi Proklamator bangsa Indonesia, tetapi benar-benar menjadi pondasi untuk membangun rumah Indonesia untuk semua suku, agama dan ras.

Hari ini banyak orang terjebak melihat realita dan tidak berani membangun.

Hari ini saya sudah berhasil membangun itu di Bangka Belitung. Tetapi apa yang telah saya lakukan hanya dalam lingkup yang relatif kecil. Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin melakukannya di dalam skala yang lebih besar.

Saya berharap, suatu hari orang memilih Presiden atau Gubernur tidak lagi berdasarkan warna kulit, tetapi memilih berdasarkan karakter yang telah teruji benar-benar bersih, transparan, dan profesional.

Itulah Indonesia yang telah dicita-citakan oleh Proklamator kita, yang diperjuangkan dengan pengorbanan darah dan nyawa. Tuhan memberkati Indonesia dan Tuhan memberkati Rakyat Indonesia.

Cukup lah.

Opa Jappy | Relawan Indonesia Hari Ini Memilih Jokowi - IHI MJ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun