Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Academic Leader" pada Lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia

10 Juli 2018   12:33 Diperbarui: 11 Juli 2018   09:21 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fungsi pendidikan menurut Undang-undang, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TUHAN Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggungjawab.

Oleh sebab itu, pendidikan di Indonesia, selain menghasilkan manusia-manusia berijazah dan berdiploma, juga 'menciptakan' pribadi-pribadi terdidik. Namun, tidak cukup di situ.   Pendidikan harus menghasilkan ilmuwan yang bertanggungjawab kepada kesejahteraan semua umat manusia; artinya ia harus mengaplikasikan semua pengetahuannya dalam bentuk hal-hal positip dan membangun demi kelangsungan hidup dan kehidupan. Ilmuwan yang bertanggungjawab dan komitmen pada profesinya, dan harus berani mengkesampingan batas-batas SARA; ia mampu merubah manusia menjadi lebih baik sesuai bidangnya tanpa mempersoalkan latar belakang orang tersebut, (Opa Jappy, publikasi awal 31 Okotober 2010 di Kompasiana).

Tentang Academic Leader

Kemarin, Senin 9 Juli 2018, Direktur Jenderal Sumber Daya Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti di Jakarta, menyatakan bahwa,

"Peningkatan mutu perguruan tinggi Indonesia menuju kelas dunia membutuhkan academic leader, yakni seseorang yang cakap memimpin juga memosisikan diri sebagai seorang profesional, inspirator, serta motivator di kelompok atau bidang keahliannya. Sejumlah dosen memiliki peran tambahan, yakni sebagai pemimpin perguruan tinggi, baik rektor universitas maupun direktur politeknik. Diharapkan lebih banyak lagi muncul academic leader di bidang keilmuan masing-masing."

Hal yang hampir sama, juga disampaikan oleh Ketua Terpilih Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Alan F Koropitan, bahwa, "Seorang academic leader memiliki dampak kepada komunitas di sekitarnya. Ia berperan sebagai panutan yang dapat menggerakkan pemangku kepentingan terkait di bidang keilmuan atau keahliannya, bahkan di lingkungan masyarakat, industri, hingga pemerintah." Oleh sebab itu, tambah Alan,  Indonesia membutuhkan banyak figur academic leader untuk menjadi inspirator di tengah keterbatasan dan tantangan ketika menjadi akademisi di Indonesia.

Lalu, apa itu Academic Leader? Setidaknya, jika seseorang disebut Academic Leader, maka ia memenuhi Enam Kriteria (Umum) yaitu, .

1. An academic leader has to be a visionary: To reach a goal, one should first know what the goal is. And if that goal is in the future, the leader should have the capability to imagine the goal, perceive it and then make plans to achieve it.

....

6.  An academic leader should have the courage of conviction: A leader will not be able to achieve anything, unless he truly believes in the goals that have been set. Once he believes in them he should have the courage of conviction to convince other stakeholders about the path to be followed. If he wavers or has doubts about the goals, it will send confusing signals down the organization. 

[Sumber: PES EDU], Lihat Kolom Komentar

Academic Leader di Lembaga Pendidikan Tinggi

Lalu, adakah Lembaga Pendidikan Tinggi, misalnya Universitas dan Sekolah Tinggi, tanpa atau miskin Academic Leader?

Bisa jadi, YA. Jika, Academic Leader tersebut 'hanya' dimaknai sebagai 'Tokoh Terkenal' pada bidang keilmuan tertentu, dan menjadi 'kiblat' pada para pendidikan lainnya.

Saya berikan contoh. [Dulu] Ada Prof Dr Liem Khim Yang (Alm) dan Prof Dr. PH Latuihammalo (Alm) di STT Filasafat Jakarta, dan kini ada Prof Dr JS Aritonang, mereka menjadi kiblat dan sumber ilmu pada Dosen mata kuliah Perjanjian Baru, Filsafat, dan Sejarah Gereja. Sehingga jika, ada yang bicara STT Filsafat Jakarta, maka diidentifikasikan dengan nama-nama besar tersebut.  Bagaimana dengan Lembaga Pendidikan Tinggi lainnya. Mungkin nama Kwik Kian Gie, dengan IBII, kemudian menjadi Sekolah Bisnis Kwik Kian Gie. Adakah yang lain?

Bagaimana jika Academic Leader itu adalah 'Academic Leaders,' dalam artian Kelompok Dosen, Peneliti, dan juga Guru Besar (yang menjadi Profesor bukan karena hanya golongan gaji dan masa kerja, tapi melalui penelitian dan penemuan hal baru),  yang memiliki kriteria sebagai Academic Leader. Jika hal tersebut yang terjadi, maka grade Lembaga Pendidikan Tinggi bisa diukur dari berapa banyak Academic Leader di PT tersebut, di samping persyaratan lainnya.

Jika itu terjadi, banyaknya Academic Leader sebagai salah satu ukuran grade PT di Indonesia, maka saya membayangkan sejumlah PT (Negeri dan Swasta) di Indonesia (akan) turun kategorinya. Sehingga, jika PT tak mau menjadi 'kelas bawah apalagi gurem' maka mereka harus berupaya menciptakan Academic Leader.  

Dokumentasi Academic Leader Co
Dokumentasi Academic Leader Co
Dengan demikian, yang disebut Academic Leader, tak hanya 'berputar-putar' pada Ruang Kuliah, Laboratorium, dan Buku-buku, melainkan (juga) memiliki kemampuan menterjemahkan 'bahasa-bahasa kajian Ilmiahnya' ke dalam narasi dan orasi yang dimengerti, dipahami, serta diaplikasi oleh publik, termasuk masyarakat yang berpendidikan rendah.

Berdasarkan semuanya itu, menurut saya, perlu 'sebaran' Academi Leader di Perguruan Tingggi; dan adanya penciptaan Academic Leader. Mereka inilah, nantinya, menjadi Gerbong Utama perbaikan Pendidikan Nasional, dalam rangka menghasilkan dan menciptakan Komunitas Terdidik yang menuju Indonesia sebagai Masyarakat Terdidik.

Opa Jappy | Indonesia Today

Tulisan ini terinspirasi oleh: Perguruan Tinggi Butuh Figur "Academic Leader di Kompas Id. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun