Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Luka-luka di Tangan Ibu

2 Juli 2018   08:07 Diperbarui: 2 Juli 2018   08:15 1942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Jappy 8m Net

Seorang anak muda, baru saja lulus dari Universitas, dan melamar di perusahaan besar. Ia lulus persyaratan administrasi dan tes awal, dan bertemu dengan direktur pada sesi interview terakhir.

Direktur mengetahui bahwa Pemuda di hadapannya memiliki rekab akademik yang baik. Simak percakapan mereka.

Direktur (D), "Apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah?"

Pemuda (P), "Tidak."

D, "Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah?"

P, "Ayah meninggal, ketika saya berumur 1 tahun. Ibu yang membayar kuliah saya"

D, "Dimana ibumu bekerja ?"

P, "Ibu bekerja sebagai tukang cuci."

Direktur meminta Pemuda itu menunjukkan tangannya; ia menunjukkan tangannya yang lembut dan halus.

D, "Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju?"

P, "Tidak pernah, ibu selalu ingin saya belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibu mencuci baju lebih cepat dari saya."

D,  "Saya memiliki permintaan, saat Anda pulang ke rumah hari ini, cuci tangan ibumu. Kemudian, besok bertemu saya di ruangan ini."

Pemuda itu, menyimpan tanya, "Apa maksud Direktur?" Namun, ia berpikir saya pasti diterima bekerja; saya harus lakukan permintaan Direktur.

Tiba di rumah, ia membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk. Pemuda itu, membersihkan tangan ibunya. Airmatanya tumpah.

Ini pertama kalinya, ia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka. Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.

Ini pertama kalinya, ia menyadari bahwa sepasang tangan itu, yang setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah dan kuliah hingga meraih gelar Sarjana.

Dalam hatinya, Pemuda itu menyusun kata, "Luka-luka di tangan ibu merupakan harga yang harus dibayar ibu untuk masa depannya."

Setelah membersihkan tangan ibunya, Pemuda itu diam-diam mencuci semua pakaian yang harus ibunya cuci.

Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.

Ketika pagi, Pemuda itu, dengan semangat, ia  bertemu Direktur. Direktur menyadari ada air mata di mata anak muda di depannya, aura wajahnya berbeda.

D, "Tolomg ceritakan apa yang dilakukan dan pelajari tadi malam di rumahmu?"

P, "Saya membersihkan tangan ibu dan juga menyelesaikan cuciannya"

Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi.

Tanpa ibu, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang.

Dengan membantu ibu, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya.

Saya mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga"

D, "Itulah yang saya cari di dalam diri seorang Manajer.

Saya ingin merekrut seseorang yang dapat mengapresiasi bantuan dari orang lain, seseorang yang  mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yang tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya."

Direktur diam sejenak, menarik napas, seakan semua udara dari dalam tubuhnya keluar, kemudian berkata dengan nada kebapakan dan penuh kasih sayang ke Pemuda, "Kamu diterima. Hari ini, anda langsung bekerja."

Pemuda itu, menahan diri dari ekspresi gembira, dengan naikkan doa dari dalam hati, sambil berbisik, "Mama, terima kasih. Tuhan, saya berterima kasih karena saya dilahirkan dari rahim yang luar biasa."

Ia pulang dengan setumpuk syukur; bergegas cepat untuk bersimpuh di kaki ibunya.

###

Koleksi Pribadi | Opa dan Cucu
Koleksi Pribadi | Opa dan Cucu
Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberikan apapun yang mereka inginkan akan mengembangkan mental keakuan dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Ia tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya.

Kita mungkin tipe orang tua menunjukkan rasa cinta atau menghancurkan anak-anak.

Jika, anda dan saya melengkapi anak-anak dengan semua fasilitas hidup dan kehidupan. Namun. Ketika anda sibuk dengan kerjaan rumah, anak-anak ikut membantu? Setelah makan, anak yang mencuci piring?

Anak-anak wajib mendapat pembiasaan melakukan pekerjaan rumah tangga. Walau kita sanggup memperkerjakan pembantu; ini karena ingin mencintai mereka dengan benar.

Kita ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua, suatu hari nanti mereka akan menua, (seperti ibu si pemuda, di atas)

Suatu hal penting adalah anak-anak belajar mengapresiasi usaha dan pengalaman mengalami kesulitan dan kemampuan bekerja dengan orang lain agar segala sesuatu terselesaikan.

Sumber:
Fb Opa Jappy 2 Juli 2015
Diolah ulang untuk Anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun