D, Â "Saya memiliki permintaan, saat Anda pulang ke rumah hari ini, cuci tangan ibumu. Kemudian, besok bertemu saya di ruangan ini."
Pemuda itu, menyimpan tanya, "Apa maksud Direktur?" Namun, ia berpikir saya pasti diterima bekerja; saya harus lakukan permintaan Direktur.
Tiba di rumah, ia membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk. Pemuda itu, membersihkan tangan ibunya. Airmatanya tumpah.
Ini pertama kalinya, ia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka. Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.
Ini pertama kalinya, ia menyadari bahwa sepasang tangan itu, yang setiap hari mencuci baju agar dirinya bisa sekolah dan kuliah hingga meraih gelar Sarjana.
Dalam hatinya, Pemuda itu menyusun kata, "Luka-luka di tangan ibu merupakan harga yang harus dibayar ibu untuk masa depannya."
Setelah membersihkan tangan ibunya, Pemuda itu diam-diam mencuci semua pakaian yang harus ibunya cuci.
Malam itu, ibu dan anak itu berbicara panjang lebar.
Ketika pagi, Pemuda itu, dengan semangat, ia  bertemu Direktur. Direktur menyadari ada air mata di mata anak muda di depannya, aura wajahnya berbeda.
D, "Tolomg ceritakan apa yang dilakukan dan pelajari tadi malam di rumahmu?"
P, "Saya membersihkan tangan ibu dan juga menyelesaikan cuciannya"