Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pembagian Takjil sebagai Salah Satu Gaya Hidup Ramadhan

30 Mei 2018   20:00 Diperbarui: 15 Mei 2020   18:13 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi | Relawan Cinta Indonesia Membagi Ta'jil Gratis

Jadi, tak bisa dibantah bahwa, terutaman di Indonesia, setiap Ramadhan muncuk 'giat ekonomi rumahan,'  muncul aneka jenis ta'jil yang dijual sepanjang pinggir jalan, gang, dan teras rumah. Dengan demikian, ada rezeki tambahan pada setiap Ramadhan. Pembeli tertolong dan tidak repot, penjual pun mendapat untung sekaligus beramal atau pun berbuat baik.   

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Pembagian Ta'jil di Area Publik

Mungkin anda dan saya, terutama pada kota-kota di pulau Jawa, masih ingat sejak kapan orang berjualann ta'jil? Agaknya belum lama, mungkin 30 atau 25 tahun lalu, belum ada atau ada namun sedikit, tidak seramai sekarang.

Sama halnya dengan giat lain selama Ramadhan, yaitu pembaian ta'jil (gratis) kepada orang-orang tidak beruntung ataupun mereka yang dalam perjalanan; ketika saatnya berbuka puasa, mereka masih di perjalanan atau pun tak ada apa-apa untuk berbuka.

Banyak orang sering membagi ta'jik di area publik, tapi mereka, ketika saya bertanya, tidak tahu sejak kapan kegiatan tersebut mulai ada. Saya tiba-tiba ingat pada (mantan pimpinan dan rekan kerja di Lab School Jakarta) Prof Dr Arief Rachman; pada waktu itu, tahun 96/97, negeri ini mengalami krisis. Sebagai pimpinan, Prof Arief Rachman 'melempar' gagasan ke para guru dan siswa untuk melakukan Ramadhan On The Road.

Gagasan tersebut kemudian dilaksanakan oleh Bidang Kerohanian Islam dengan mengadakan membagi makanan untuk Subuh dan Berbuka atau ta'jil di area terbuka, misalnya pinggir jalan. Dan, ternyata sangat bermafaat. Belakangan, gait membagi ta'jil tersebut diikuti oleh sekolah, kampus, dan kelompok-kelompok masyarakat. [Note: Model yang nyaris sama dilakukan oleh Kerohanian Kristen dan Katolik, pada setiap 'Bulan Natalan' melakukan pembagian bingkisan ke orang-orang tak beruntung].

Kini, setelah lebih dari 25 tahun dicetuskan, pembagian ta'jil (gratis) di area publik, sudah menjadi kebiasaan; atau bahkan sebagai kegiatan wajib pada sejumlah intitusi atau pun organisasi. Dengan dasar itulah, maka kelompok yang menamakan diri Relawan Cinta Indonesia, kemarin 29 Mei 2018, (kembali) melakukan pembagian ta'jil ratusan orang di Jakarta Pusat.

Menurut Ade Fedijana, Ketum Relawan Cinta Indonesia, "Pembagian ta'jil merupakan salah satu kegiatan tetap RCI. Ini adalah dari tahun-tahun sebelumnya, dan akan terus dilaksankan. Tahun ini RCI membagi ta'jil di Galur Jakarta Pusat." Todora Radisic, pembina RCI, menambahkan bahwa ta'jil yang dibagikan adalah hasil kerja sendiri, buat di rumah atau pun beli. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Juliet Syaranamual, salah satu aktifis perempuan dan pengurus RCI, Pembagian Ta'jil ini merupakan salah satau bentuk kepedulian RCI terhadap orang-orang tak beruntung dan mereka yang dalam perjalanan.


Pembagian Ta'jil sebagai Salah Satu Gaya Hidup Ramadhan

Adakah Gaya Hidup Ramadhan? Saya sebut ada. Karena pada masa ramadhan, terutama di wilayah-wilayah mayoritas umat Islam, terjadi perubahan yang sangat terlihat, mulai dari gaya dan model berpakaian, raut wajah, hingga tutur kata dalam percakapan sosial.

Semuanya atau umumnya, menunjukkan bahwa mereka atau dirinya sementara menjalankan Ibadah Puasa. Sesuatu yang menarik dan bagus. Namun, pada sisi lain, ada peningkatan biaya untuk konsumsi makanan dan minuman. Bahkan, ada juga acara-acara yang disbut Bukber atau Buka (Puasa) Bersama, mulai di warung-warung kecil hingga hotel berbintang. Tentu, semuanya berbiaya, rendah/murah hingga mahal. Tak salah khan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun