Berdasarkan semuanya itu, saya menilai bahwa, politik di Indonesia, yang diwarnai dengan Opisisi yang Tidak Cerdas, hanyalah upaya untuk meraih keuntungan (bukan saja untuk diri sendiri, namun menjalar ke/pada semua nepotir).Â
Dengan demikian, yang terjadi adalah investasi melalui politik dan kegiatan politik, sehingga ketika kekuasaan dapat diraih (melalui kegiatan politik), maka ada upaya untuk menarik kembali investasi yang telah ditanam, sekaligus keuntungan yang berlipat ganda.
Dalam kerangka itu, Parpol yang menyebut diri Oposisi, membiarkan dan membolehkan sedikit oknum (Parpol Oposisi) mengkritik Pemerintah secara tajam dan tak cerdas. Sementara yang lainnya berkoalisi dengan Parpol Pendukung Pemerintah  dalam rangka meraih kuasa dan kekuasaan.
Jadi, sebetulnya, jika mau jujur maka tak ada Parpol Oposisi di Negeri ini. Lalu, bagaimana dengan Politisi (menyebut diri Oposisi) yang mengkritik, menfitnah, dan menyampaikan pernyataan yang sangat tidak bermartabat terhadap Kepala Negara?Â
Menurut saya, mereka bukanlah bersuara sebagai Oposisi, namun penghina Kepala Negara; dan seharusnya diproses sesuai Undang-undang yang berlaku di NKRI.
So, jika sebagai Oposisi, maka jadilah sebagai Opisisi yang Cerdas dan Bermartabat. Jangan menjadi politisi karbitan yang tidak memiliki perhatian yang holistik permasalahan dan pergumulan rakyat.Â
Politisi seperti itu, sebetulnya menunjukkan bahwa dirinya tidak mampu dan ketidaktrampilan berpolitik. Ia hanya mempunyai motivasi untuk mencari untung dari kedudukan serta kekuasaan politik, dalam rangka memperkaya diri sendiri sekaligus mencari nama.
Politisi seperti itu, tidak mempunyai kepekaan terhadap permasalahan dan pergumulan umat manusia atau masyarakat luas. Jika ada yang ia perjuangkan, maka hanya memperhatikan atau demi kepentingan orang-orang tertentu seperti yang se-golongan, se-ras, se-agama dengannya, di luar itu adalah yang lain; dan biarlah Yang Lain mengurus yang lain atua malah tak terurus.
Marilah berpolitik dengan cara cerdas
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H