Itulah yang sementara terjadi pada anak-anak Etnis Rohingya di Banladesh; mereka adalah korban, dan kini kembali menjadi korban. Seakan, lari dari mulut Buaya, masuk ke cakaran Singa.
Lalu apa yang bisa kita (atau Indonesia) bisa lakukan? Saya jadi ingat beberapa tahun terakhir, sejak munculnya Konflik di Myanmar, sejumlah orang di Indonesia, berteriak bagaikan pahlawan kemanusian, untuk membela Muslim Rohingya. Pada waktu itu, saya pun berkata kepada mereka yang demo-demo membela Rohingya agar membuka rumahnya untuk menampung sebanyak mungkin pengungsi.
Nyatanya, mereka hanya berteriak, tapi tak berbuat apa-apa. So, jika membaca laporan Tim BBC dan FS tersebut, maka Indonesia belum terlambat untuk melakukan sesuatu. Indonesia, bersama Asean, tentu saja bisa melakukan upaya bersama sehingga kasus seperti di Bangladesh tak terjadi di Kamp-kamp Pengungsi Rohingya lainnya, di luar Bangladesh.
Bahkan, berbagai ormas di Indonesia, tentu bersama-sama Asean, bisa melakukan pemulihan dan pendampingan terhadap anak-anak korban konflik tersebut; hal itu dilakukan dalam rangka memberi harapan baru dan masa depan yang lebih baik kepada mereka.
Opa Jappy
Artikel Terkait
Bukalah Pintu Rumahmu untuk Rohingya
Setuju, Satu Pulau untuk Rohingya di Nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H