TS;, "Tidak, sebaliknya ..."
S, "Jadi, anda ingin mengatakan sesuatu padaku yang buruk tentang dia, meskipun anda tidak yakin itu benar?"
TS, mengangkat bahu, sedikit malu.
S, Â "Anda masih dapat melewatinya kalau lulus tes ketiga yaitu Tes Kegunaan atau Berguna (Usefulness).
Apakah apa yang ingin anda ceritakan tentang murid saya akan berguna bagi saya?"
TS, Â "Tidak terlalu"
S, "Yah, Â jika apa yang anda ingin memberitahu saya tersebut Tidak Benar (True), Tak Baik (Kind), dan Tiada Berguna (Useful), mengapa anda antusias ingin sampaikan ke saya?"
Keduanya hening, Sokrates tetap duduk di atas batu, sambil menatap tajam ke temannya itu. Ia, TS, pun dengan pelan berjalan mundur, menjauh dari Sokrates.
Kisah Sokrates dan Temannya (S dan TS) tersebut, dengan bermacam variasi, telah menyebar ke-mana-mana. Hal itu terjadi karena mengandung dimensi nilai-nilai (values) hidup dan kehidupan yang sangat berguna pada interaksi antar personal serta sosial.
Faktanya, pada sikon dan konteks kekinian, TS mencerminkan, bahkan mewakili, sangat banyak orang. Mereka, bisa, biasa, mampu dan punya kemampuan untuk menyampaikan kata, orasi, narasi, tulisan, berita, atau apa saja tanpa mempertimbangkan Kebenaran, Kebaikkan, dan Kegunaan.
Dampak dari penyampaian seperti itu, secara langsung dan tidak, pelan namun pasti, (akan) merusak tatanan dan hubungan antar manusia di area private dan sosial, bahkan bisa menghancurkan kedamaian serta meruntuhkan bangunan kesatuan bangsa.