Great.
Mari, anda dan saya ikuti perkembangannya. Namun, pada banyak orang, mungkin juga anda, jika benar-benar terjadi transplantasi dari organ babi atau pun xenotranplantasi, maka akan memunculkan permasalahan  etis dan religius(itas).
Permasalahan etis muncul karena adanya sikap dan nilai (value) diri bahwa manusia (dalam keseluruhannya) lebih tinggi  'derajatnya' dari flora serta fauna. Oleh sebab itu sangat tak etis jika organ fauna 'dicangkokkan' pada diri manusia. Permasalahan religius(itas) pun muncul karena ada ajaran iman (Yahudi, Islam, dan Kristen Adven) yang menyatakan babi sebagai binatang haram. Karena itu, sangat tak layak ada organ binatang haram ada pada manusia.
Walau seperti itu, ada atau tidak Porcine Endogenous Retrovirus atau PERV, produk-produk dari tubuh babi sudah lama ada dan menyebar di masyarakat. Misalnya, sarung tangan, masker wajah, pepermint, marshmallow, permen, pencerah bir dan wine, surgical sponge, paintballs, inkjet paper, x-ray film, cover buku, wallpaper, amplas, sepatu kulit, battery cadmium, peluru, korek api, dan rem kereta, dan lain sebagainya.
Opa Jappy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H