Dalam memilih pemimpin, mereka, WN Singapura, sudah meninggalkan penolakan atau pun keterpihakan karena perbedaan gender, suku, etnis, agama, dan lain sebagainya. Dengan itu, pergantian pemimpin politik, pada jabatan strategis maupun simbol, berlangsung tanpa gejolak, apalagi rusuh dan kerusuhan.
Bisakah Indonesia belajar dari Singapura pada 2019?
Belajar tanpa Sentimen Gender
Belajar tanpa Sentimen SARA
Belajar menerima Kekalahan
Opa Jappy
WA +62818121642
- Gerakan Damai Nusantara
- Relawan Cinta Indonesia
- Komunitas Indonesia Hari Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H