Perkembangan media news online, main stream dan non main stream, di Indonesia sangat pesat. Dalam catatan Aliansi Media Online RI, jumlah media news online di Indonesia, mencapai 400.000 lebih; namun yang diakui oleh Dewan Pers hanya 70 media.
Dari sekian banyak media news online tersebut, ada yang bagus, layak dipercayai, serta dikelola secara profesional. Tapi, sangat banyak yang asal-asalan, dan bersifat sebaran berita hoax, rasis, serta ujar kebencian.
Banyaknya media news online juga diikuti dengan "cityzen jurnalism atau media jurnalisme warga;" di sini, publik yang suka menulis, menyalurkan bakatnya. Mereka tak bisa disebut sebagai wartawan yang mendapat didikan serta bina jurnalisme.
Pada "media jurnalisme warga" inilah, tergabung banyak orang dari berbagai latar belakang sosial, golongan, idiologi, strata, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, para pengelola media jurnalisme warga biasanya membuka peluang interaksi melalui kolom komentar.
Dengan demikian ada banyak model atau sifat komentar atau tanggapan pada satu tulisan/artikel, misalnya; bersifat sosial, bersahabat, berteman, dan sejenisnya; ini bisa dengan kata-kata pendek, hello, apa khabar, ada di mana, hmmmm, dll; serta bersifat menarik perhatian agar masuk dalam hubungan pribadi.Â
Namun, di samping itu, ada juga kategori, yang kuberi nama komentar sampah; komentar sampah tidak sama dengan memberi masukan, kritik, kritisi, tanggapan, atau sejenisnya. Ya komentarnya sampah, ya tetap sampah.Â
Ciri-ciri Komentar Sampah:
- vulgar, porno, seksualitas dan pelecehan seksual ancaman, benci, kebencian, permusuhan
- caci maki seseorang maupun kelompok sentimen sara, rasis, rasialis, diskriminasi, dan sejenisnya
- menyerang individu
- melenceng dan menyimpang jauh dari topik yang dibahas komentar spam, isi komentar yang sama dan berulang-ulang pada/di satu tulisan - artikel - lapak
Nah. Jika ada komentar seperti itu di bawah tulisan saya, maka tidak ada ampun dan ampunan, saya langsung hapus.
Misalnya komentar rasis dan caci maki dari Imam Prasetyo serta Andiek; pasti saya hapus.
Oleh sebab itu, marilah berkomentar secara bermartabat.
Â
Â
Opa Jappy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H