Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Jalan Gerson Poyk

25 Februari 2017   10:13 Diperbarui: 9 April 2017   20:00 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untukmu Gerson Poyk 16 Juni 1931 - 24 Feb 2017, Kaksk dan Guru Besarku

Kemarin Pagi, berita duka datang padaku dari Fanny Jonathan Poyk, "Papaku Telah Tiada"

Sejam Kemudian menyusul,  "Jenasah Bapak  disemayamkan di Jl. Pemuda No 100 Rt 01 / Rw 08 Pancoran Mas Depok. Jenasah akan dibawa ke Kupang Sabtu, 26 Feb 2017."

Tiga puluh menit kemudian, Richard Poyk menelpon, "Besok, jenazah Bu Gerson, di bawa ke Kupang"

Kepastian berita berpulanngnya Gerson Poyk, kemudian saya sampaikan ke banak pihak dan pers.

Teduh dan sunyi

Larut dalam duka

-----------------------------------------

Ketika, sekitaran dua minggu lalu, Gerson Poyk terbaring lunglai di RS Hermina Depok, saya terus memantau melalui Fanny, putrinya, termasuk update di FB.

Foto-foto diri Gerson Poyk dibungkus medical machine, seakan bercerita bahwa dirinya sementara membangun jalan menuju kejauhan yang tak terjangkau.

Wajah dan sisa-sisa kekuatannya, seakan berupaya menembus dinding batas kefanaan dan kekekalan; ya ia berusaha memindahkan diri dari area hidup dan kehidupan alam nyata, menuju Seberang Sana.

Di antara doa-doaku, diri ini, melihat dengan pasti, dan berupaya mencari celah waktu untuk datang ke RS Hermina, Depok.

Namun, semuanya begitu cepat. 

Gerson Poyk, kakak dan senior pada banyak hal, bekerja dengan cepat; ia berhasil membangun jalan pulang, lebih cepat dari perkiraanku.

Jalan Pulang yang dirinya bangun, mendapat tanggapan positip dari Penjaga Pintu Kekekalan. Ia membuka pintu dengan lebar, dan berseru, "Anakku, kembalilah; Gerson, saatmu telah tiba untuk pulang. Pulanglah."

Gerson pun bergegas, sambil menatap sekitarnya, seakan berkata, "Selamat Tinggal."

Ia pun, menyambut tangan kuat yang menggandeng dirinya menuju Pulang.

--------

Ya. Kini, semuanya menjadi kenangan.

Karya terakhirnys,  Nostagia Flobamora,  membuat pembaca asal NTT bernostalgia pada kampung halaman.

Menjadikan, dalam bahasaku, Gerson Poyk adalah Nostalgialist, menulis tulisan-tulisan yang membangun nostalgia pada pembaca.

Kini, ia telah menjadi kenangan manis pada semua hati.

👏✋✋

Jangan berpikir ia telah tiada
Perjalanannya baru saja dimulai
Hidup dalam banyak wajah
Dalam dunia yang satu

Berpikirlah bahwa ia istirahat
Dari kesedihan dan air mata
Ia beristirahat di tempat yang penuh kehangatan dan penghiburan
Di mana tak ada tahun dan hari

Berpikirlah tentang keinginan dan rencana-2nya, yang kini kita tak pernah tahu; kesedihan kita akan berlalu

Berpikirlah bahwa ia tetap hidup
Dalam semua hati yang pernah ia sentuh
Cintanya tak pernah hilang
Kasihnya tak pernah berhenti

Karena ia tak pernah berhenti mencintai dan mengasihi

Opa Jappy

 

 

👣👣👣👣👣👣👣👣👣👣

NOSTALGIA FLOBAMORA
Novel Rekaman Hidup dan Kehidupan Gerson Poyk

👌✌✌✌✌
Gerson Poyk lahir 16 Juni 1931 sebagai sulung dalam keluarga Yohannes Laurens Poyk dan Yuliana Manu di Pulau Rote, nusak terselatan di Nusantara.

Terlahir dalam/di keluarga sederhana, tidak kaya, dan juga tidak kekurangan. Sebagaimana keluarga masa lalu, pasangan Yohannes dan Yuliana juga mempunyai banyak anak. GP sebagai anak tertua, setelah sekolah di SR, pada masa Belanda masih menjajah Nusantara, mau tak mau berupaya untuk membantu keluarga besar, dan sekligus berjuang dengan caranya sendiri.

Setelah tamat dari Sekolah Guru Atas, Surabaya, 1956; bertugas sebagai guru SMP dan SGA di Ternate (1956-1958) dan Bima, Sumbawa (1958). Kemudian menjadi Wartawan Sinar Harapan (1962-1970). Gerson Poyk kemudian mejadi penulis lepas untuk berbagai Majalah, Koran di Nusantara, serta menulis cerpen dan novel.

Karya-karyanya antara lain, Mutiara di Tengah Sawah, Oleng-Kemoleng; Hari-Hari Pertama (1968), Sang Guru (1971), Cumbuan Sabana (1979), Giring-Giring (1982); Matias Akankari (1975), Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975), Nostalgia Nusa Tenggara (1976), Jerat (1978), Di Bawah Matahari Bali (1982), Requim untuk seorang perempuan (1981), Mutiara di Tengah Sawah (1984), Impian Nyoman Sulastri dan Hanibal (1988), Poli Woli (1988). Penerima International Writing Program di University of Iowa, Adinegoro (1985 dan 1986), Sastra ASEAN (1989), dan berbagai penghargaan lainnya.

Namun, untuk mencapai dan mendapat hal-hal di atas, GP harus mengalami jalan derita nan panjang, jerih dan juang, serta cerita dan tragedi yang mengundang tawa, serta air mata.

Cerita hidup dan kehidupan GP, yang banyak orang belum pernah tahu, kini ia goreskan dalam bentuk "Novel Biografi;" Novel sekaligus kisah diri yang nyata dengan judul Nostalgia Flobomora.

Nostalgia Flobomora juga merupakan rekaman masa kecil GP di Rote dan Kupang; dan bertugas sebagai guru di Bajawa, Alor, Ende, Larantuka, NTT; serta kisah-kisah remaja/anak yang bertumbuh di antara sepak terjang Kolonial Belanda dan dentuman senjata pada masa Jepang.

Selain itu, dalam Nostalgia Flobomora, juga berisi rekaman mata Sang Maestro tentang exoticnya alam pedesaan Nusa Tenggara Timur, pada masa lalu, dan masih terjaga hingga kini; alam liar namun ramah untuk semua orang, dan belum tersentuh oleh tapak-tapak kaki wisatawan asing.

Dalam Nostalgia Flobomora, GP menyusun kata, kalimat, dan alinea yang memadukan nilai-nilai serta kisa historis, keindahan alam, budaya, adat, bahkan kemiskinan serta liarnya alam dengan kata-kata yang bemakna sehingga mudah dicerna oleh siapa pun.

Dengan demikian, Nostalgia Flobamora menjadi satu buku dengan aneka makna; yang bisa menjadi sumber ilmu yang berharga bagi generasi kekinian di NTT.

 

Selamat Jalan Sang Maestro

 

 

Opa Jappy | Sekitaran Universitas Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun