Jika belum, maka dengan rasa sesal dan malu, saya harus katakan bahwa, "Mereka Asdon atau Asal Bunyai;" Â yang ada pada mereka adalah fitnah, benci, kebencian, dan sekaligus membangun kebencian publik terhadapa Ahok. Â
Kesimpulan diskusi di Hotel Alia tersebut, dilanjutkan dengan beberapa saran, sebagaimana ditulis oleh Racmad Sofian, sebagai berikut:
Gagasan dari skema pertarungan menuju DKI 1 perlu dirumuskan secara bersama-sama dengan membentuk tim kecil WA PN 1 yang akan mendorong KITA, memilih pemimpin yang jujur, bersih, tegas, cerdas, bermartabat, dan merebut hati rakyat Jakarta sesegera mungkin diseluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka merebut kursi DKI 1 dan merebut kedaulatan dalam ke-Indonesia-an. Bentuk kongkrit yang diusulkan yaitu RUMAH RAKYATyang berfungsi sebagai tempat menampung inspirasi, aspirasi, gagasan dan aksi yang lebih strategis dengan melibatkan seluruh peran elemen masyarakat Jakarta untuk menghentikan Ahok sebagai pemimpin Jakarta mendatang.
Gerakan intelektual secara masif seperti adanya kelompok-kelompok penekan (Presure Group) yang bergerak secara cerdas untuk melakukan penetrasi dan komunikasi politik kepada Partai-Partai Politik pengusung calon Gubernur baik yang sudah nyata dan tegas mendukung Ahok atau pun Partai Politik yang belum menentukan sikap dan belum mendeklarasikan calon Gubernur. Sisi lain, sejalan dengan gerakan intelektual, gerakan-gerakan memanfaatkan jaringan komunitas masyarakat baik yang ada di Masjid, Organisasi Massa maupun lintas generasi harus dilakukan secara cepat, cermat dan akurat dalam membangun opini di masyarakat Jakarta. Mengingat secara data, terdapat hampir 60% masyarakat muslim non politik di Jakarta yang bisa menjadi basis yang dapat didekati dengan pendekatan persuasif dan keterikatan emosional atas visi dan misi yang sama.
Media-media publik yang berorientasi secara independen diyakini menjadi media yang cukup signifikan dan efektif untuk melakukan gerakan-gerakan intelektual dalam menghentikan Ahok baik dalam bentuk penggalangan multimedia dan ruang publik sosial lainnya, perlu dibuat secara komprehensif untuk menyuarakan dan menyadarkan masyarakat Jakarta atas kinerja Ahok yang gagal serta kasus-kasus hukum yang menjeratnya, yang selama ini dirasakan tertutup oleh pemberitaan media atas kebohongan kinerja Ahok. Mengingat media-media formal saat ini sudah tidak bisa diharapkan independensinya atas penilaian terhadap kebijakan Ahok yang sudah menyimpang. Memperbanyak isu-isu media seperti pemberitaan di media cetak, seri-seri buku tentang data, fakta dan lainnya, flyer, stiker dan lain sebagainya yang intinya adalah gerakan sederhana namun spektrumnya luas dan dapat menyentuh serta merebut hati rakyat untuk tidak memilih Ahok.
Mengamanatkan kepada tim kecil WAG Peduli Negara 1 untuk melakukan kajian dan analisis yang komprehensif terhadap strategi menghentikan Ahok, sekaligus mencari siapa KITA yang dianggap layak untuk menjadi calon yang dihadapkan dengan Ahok. Hasil kajian dan analisis yang telah disepakati oleh tim kecil WAG PN 1 akan diserahkan kepada partai-partai politik pengusung calon untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan calon Gubernur DKI Jakarta mendatang. Seluruh jaringan warga WAG PN 1 yang memiliki jaringan kuat kepada partai politik dan elit politik, guna melakukan komunikasi politik secara intensif guna memuluskan strategi menghentikan Ahok.
Catatan Saya
Jika membaca saran pada diskusi para "pendekar moral" di Hotel Alia tersebut, maka hanya ada hal yang didapat yaitu "Menghentikan Ahok." Upaya menghentikan tersebut, walau mereka menyebut bukan berdasar latar SARA, dilakukan juga dengan cara, "gerakan-gerakan memanfaatkan jaringan komunitas masyarakat baik yang ada di Masjid, Organisasi Massa maupun lintas generasi harus dilakukan secara cepat, cermat dan akurat dalam membangun opini di masyarakat Jakarta. Mengingat secara data, terdapat hampir 60% masyarakat muslim non politik di Jakarta yang bisa menjadi basis yang dapat didekati dengan pendekatan persuasif dan keterikatan emosional atas visi dan misi yang sama."
Hal tersebut, juga bisa bermakna bahwa tujuan utama para "pendekar moral" tersebut adalah menghentikan Ahok; dan jalan mudah melakukan tersebut adalah menggunakan sentimen agama.
Dengan demikian, jika saran para "pendekar moral" tersebut dilakukan, maka ke depan atau pada hari-hari akan datang, jelang tahapan Pilkada DKI, akan ada berbagai publikasi di media pemberitaan, cetak, online, dan lain-lain, dengan usungan agama, dalam rangka membangun opini publik agar memusuhi Ahok, karena ia musuh bersama, serta tak layak sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Sayang teramat disayang; nama-nama besar dengan latar yang sangat menawan serta terhormat pada GWA PN1, hanya mampu mempunyai kesimpulan tentang Ahok seperti di atas; tak lebih dari itu, dan sangat terbatas. Simpulan yang sangat terbatas itulah yang menjadikan mereka mempunyai saran agar melakukan "Gerakan Menghentikan Ahok." Â