Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Visi Misi Yusril I Mahendra dan Ahmad Dani

15 Maret 2016   19:48 Diperbarui: 24 Maret 2016   15:40 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Niat Prof Dr Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta tak main-main atau sekedar meramaikan arena pertarungan, setelah berbagai pertemuan dengan banyak orang, ia memilih Ahmad Dani sebagai pendampingnya. Jadi Prof Dr Yusril Ihza Mahendra  dan Ahmad Dani sebagai balon atau bakal calon gubernur/wagub DKI Jakarta. 

Paduan Prof Dr Yusril Ihza Mahendra  dan Ahmad Dani, selanjutnya YIM-AD, awas, jangan baca jimat, agaknya merupakan pasangan yang paling menghibur atau membuat publik terhibur, gembira, dan penuh senyum; pasangan yang bisa menyenangkan di saat hati lagi galau, sedih, putus asa, bahkan kenyang waktu lapar. Dua-duanya seniman. AD terkenal dengan ciri khas musiknya, serta YIM pernah sebagai bintang film. Mereka unggul di bidang masing-masing; kini, mereka saling melengkapi satu sama lain. 

YIM telah eksis sejak era Pak Harto, mantan menteri, juga pemilik Law Office serta salah satu tokoh di Partai Bulan Bintang alm; ia dikenal oleh berbagai kalangan. Sedangkan AD, seorang musisi dengan berbagai prestasi gemillang. Bahkan, menurut AD, “Hanya saya bakal calon yang berupaya membangun jiwa dan raga masyarakat Jakarta. Pak Ahok sama Pak Jokowi masih berkutat dalam ruang lingkup membangun raga, belum sampai membangun jiwa. Keberadaan saya di sini mungkin satu-satunya calon yang bisa bangun jiwa, yaitu seni budaya dan agama. Yakin bisa.” Luar biasa and sangat menghibur serta membuat diriku terhibur. 

Mari, lanjutkan dengan hiburan dari pasangan YIM-AD. 

Beberapa hari yang lalu, YIM-AD memaparkan visi misi kepada publik; visi misi menuju DKI 1 dan 2 tersebut antara lain 

“Rakyat terhibur, rakyat tidak lapar, rakyat tidak susah;”  Singkat, padat, menghibur. Bayangkan sekian juta warga DKI pasti tak ada kekurangan. Tak ada yang susah, karena semuanya dihibur; tiada yang lapar karena segala sesuatu tersedia.

Bidang Pendidikan, “Warga Jakarta harus mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari kota-kota yang lain;” ini menarik. Pasangan YIM-AD, entah bagaimana caranya, berencana melakukan terobosan sehingga tak ada lagi sekolah atau institusi pendidikan bermutu rendah di DKI Jakarta. Termasuk, membangun 1 juta perpustakaan di Jakarta; bayangkan setiap sudut Gang, Jalan Raya, Kelurahan, dan RT/RW ada puluhan atau ratusan perpustakaan. Dengan demikian, sudah tak perlu langganan Koran dan majalah, beli buku karena tersedia di perpustakaan. Sungguh menyenangkan, jika terlaksana. Sejuta Perpustakaan gitu lho.

Bidang Keagamaan, “Rakyat Jakarta lebih pintar agamanya dari kota-kota yang lain warga Jakarta juga harus lebih beragama;” mantab. Pintar agama dan lebih beragama; tentu maksudnya memahami ajaran agama dengan benar. Tapi, jika disebut “lebih beragama,” ini yang agak mbingungkan. Apa yang terkadung dalam lebih beragama!? 

Bidang Kesehatan, “Rakyat Jakarta layak mendapatkan kesehatan yang lebih baik;” great, pastinya pertumbuhan RS akan turun karena, Warga DKI Jakarta lebih sehat, bebas penyakit, dan seterusnya.

Atasi kemacetan Jakarta dengan metode “Gimanalah;” menurut YIM-AD, “Dalam seminggu, tidak akan ada sopir Metromini, angkot, yang ngetem di mana-mana atau ugal-ugalan. Untuk Busway, nanti apakah ditaruh di bawah atau gimanalah. Program fly over di seluruh Jakarta dalam 10 tahun.” Luar biasa. Jakarta akan menjadi kota fly over, sehingga tanpa macet. 

Ini yang paling menyenangkan, bidang seni, “Rakyat Jakarta punya mental seni budaya yang kuat; minimal setahun 4 kali konser jazz international, tiketnya bisa lebih murah, tidak ada artis tua telantar di Jakarta;”  Jika dihubungkan dengan memaksimalkan bidang usaha kecil menengah, meningkatkan idustri kreatif musik, termasuk menjamin kehidupan bagi para seniman tua, maka rencana besar YIM-AD benar-benar membuat rakyat DKI Jakarta terhibur.  Bisa jadi, tak ada lagi tampilan wajah marah di jalan-jalan,  demo sambil merusak,  ataupun mencaci jika mobil terserempet, semuanya penuh senyum karena hati gembira.

Jika visi misi YIM-AD di atas menyenangkan, menghibur, dan terhibur, maka yang berikut ini malah membuat diriku justru harus mencari refrensi. Menurut YIM-AD, seperti  yang diungkapkan oleh Ahmad Dhani, "Peradaban itu terdapat dua hal, lebih berkesenian, lebih berbudaya, dan lebih beragama. Jadi siapa pun itu (gubernurnya), saya jadi atau tidak, pemimpin adalah guru bangsa yang mengajarkan peradaban, yang mengerti tentang seni, budaya dan agama, bukan pemimpin yang enggak ngerti agama. Mudah-mudahan itu selalu terjadi."  Waduh, ini ilmu baru, “Peradaban terdapat dua hal, yaitu lebih berkesenian dan lebih berbudaya.”  

Sedehananya,  budaya-kebudayaan adalah hasil cipta karya manusia untuk memudahkan hidup dan kehidupannya; dengan demikian ada sejumlah bersar benda, tari, bahasa, agama, ritus. cara berpakaian, adat, kebiasaan dan lain sebagai yang dibentuk manusia; dan semuanya disebut sebagai unsur budaya-kebudayan. Dengan demikian masyarakat berbudaya, dilihat dari unsur-unsur budaya yang ada atau dihasilkan oleh mereka.

Sedangkan peradaban, sederhananya, adalah paduan holistik aspek-aspek hidup serta kehidupan manusia dan unsur-unsur budaya yang dihasilkannya pada suatu era atau masa tertentu; era tersebut bisa singkat ataupun panjang tergantung dari interaksi dan input dengan/dan dari pihak lain atau luar serta temuan-temuan baru. 

Oleh sebab itu, ada peradaban zaman batu, kemudian berkembang menjadi besi, dan seterusnya. Peradaban bersifat fleksibel, dan terus berkembang seturut dengan perkembangan hidup dan kehidupan manusia; manusia yang beradab.

Jika dikatakan oleh YIM-AD. “Peradaban itu terdapat dua hal, lebih berkesenian, lebih berbudaya, dan lebih beragama," maka tentu saja merupakan hal yang baru. Hal baru karena hanya ada dua dalam peradaban yaitu kesenian dan berbudaya.  Lho ko’ …… bukankah seni dan kesenia adalah salah satu unsur budaya; dan berkesenian itu adalah orang atau kelompok yang mempunyai seni!? Lalu, ada apa dibalik “lebih berbudaya; seperti yang dimaksud YIM-AD!?” Lebih beradab, lebih menghasilkan unsur budaya yang baru atau lebih modern!?

Mungkin yang YIM-AD maksud, jika mereka jadi Gub/Wagub, maka warga Jakarta akan lebih berjiwa seni dan memperhatikan kesenian serta mempunyai gaya hidup yang lebih modern!? 

 

Yah ….. daripada bingung memahami maksud YIIM-AD bahwa “Peradaban itu terdapat dua hal, lebih berkesenian, lebih berbudaya, dan lebih beragama,” maka lebih baik kita terima apa adanya; terima sebagai sesuatu yang lucu dan menghibur. 

 

Dengan demikian, anda akan terhibur; bukankah YIM-AD akan membuat dirimu dan diriku terhibur!?

=====

Dari semua hal di atas, agaknya YIM-AD tidak menyodorkan sesuatu yang baru untuk warga DKI; yang kena mengena dengan kebutuhan orang Jakarta. 

Malah, YIM-AD mempunyai visi misi yang bersifat “mengejar awan;” misalnya, membuat satu juta perpustakaan dan konser musik murah. Juga, YIM-AD agaknya tak mempunyai rencana untuk Jakarta; mereka tak lebih dari “kelompok yang penting bukan Ahok.”

 

Semoga tidak bingung melainkan terhibur.

 

OPA JAPPY

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun