Bagaimana dengan "kapitalis religius" ala Adhyaksa!?
Mungkin saja Adhyaksa mau memadukan kapitalis dengan relijius sekuler!? Namun, jika mengingat bahwa Adhyaksa berulangkali menyatakan bahwa Basuki TP, Gub DKI Jakarta, harus menjadi atau masuk Islam, agar mendapat dukungan umat, maka bisa dipastikan ia datang dari kalangan yang bukan sekuler dan terbuka. Sebab, bagi Adhyaksa, seorang pemimpin di DKI Jakarta harus Muslim, bukan dari yang lain.Â
Dengan demikian, pemikiran dan konsep keagamaan Adhyaksa yang fundamentalis, bagaimana mungkin berubah jadi sekuler!? Bagaimana mungkin seseorang dengan gaya keagamaan yang khas dan tak terbuka, mau menerima kapitalis sekuler!?
Atau, memang Adhyaksa sementara siapkan diri untuk masuk ke/dalam model serta gaya keagamaan yang relijius sekuler, agar diterima, dan dipilih, oleh  semua kalangan untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tapi, jika itu yang terjadi, maka kalangan yang selama ini mendukung dirinya, bisa jadi akan menarik dukungannya.Â
Selain itu, menurut janji Adhyaksa, ia akan membangun masyarakat relijius di Jakarta. Timbul tanya, "relijius yang mana!?" Apakah semua agama dan umatnya diberi peran dan tempat yang sama!? Itu, idealnya.Â
Tapi, jika melihat ungkapan-ungkapan Adhyaksa di media news online dan pemberitaan, maka bisa dipastikan bahwa "tak ada tempat" bagi mereka yang beda iman dengan dirinya. Sebab, bagi Adhyaksa, masyarakat relijius hanya bisa terbentuk jika hanya satu warna, bukan warna-warni.
Â
Berdasar semuanya itu, agaknya Adhyaksa Dault akan menghadapi dilema politik; ia terjepit di antara pendukung setianya serta para penolak dari kalangan moderat.
Oleh sebab itu, Adhyaksa perlu kerja keras untuk menjelaskan janji, misi, visi politiknya sehingga bisa diterima oleh semua kalangan.
Jadi, menurut saya, Adhyaks Dault masih mencari bentuk dan jubah politik yang tepat.
Â