Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Janji Adhyaksa Dault Membangun Jakarta dengan Kapitalis Sekuler

14 Maret 2016   19:26 Diperbarui: 23 Maret 2016   15:00 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Menguasai DKI Jakarta Secara Politik

Dengan makna politik seperti di atas, maka ada kepentingan politisi untuk berkuasa di DKI Jakarta, katakanlah menjadi Gubernur and Wagub. Alasannya, mudah ditebak, tertumpunya pusat kekuasaan, ekonomi, politik NKRI di DKI, maka menjadi Gubernur DKI, akan mempunyai nilai tambah; nilai tambah sebagai politisi, pejabat yang berhasil, dan disorot secara nasional serta internasional.

Karena alasan "sederhana" itu, maka sejak era lalu, tak sedikit Jenderal yang berlomba melakukan pendekatan ke berbagai pihak agar menjadi Gubernur DKI Jakarta. Belakangan,  ketika Gubernur DKI dipilih secara langsung, para peminatnya beragam, Jenderal TNI, Profesor, PhD, hingga seniman, semuanya berlomba dihadapan rakyat agar memilih mereka sebagai DKI 1 dan 2. 

Kini, DKI Jakarta menuju suksesi pada 2017, para kandidat pun bermunculan; dua mantan menteri juga masuk arena, salah satu kandidatnya adalah Adhyaksa Dault. 

 

Membangun Masyarakat  Nasionalis Relijius dengan Kapitalis Sekuler

Jika sedikit lakukan "permainan kata," maka janji Adhyaksa Dault seperti berikut,  Membangun Masyarakat  Nasionalis Relijius dengan Kapitalis Sekuler; terlihat wah dan hebat.

Tapi, nanti dulu. 

Kapitalis selalu dihubungkan dengan gaya serta politik ekonomi modal besar, korporasi, dan negara-negara barat; kapitalis sering dihubungkan dengan peminggiran terhadap pelaku ekonomi dengan modal pas-pasan. Juga, kapitalis seringkali dihubungkan dengan sekelompok pemodal kuat ataupun konglomerat yang dekat pusat kekuasaan, mendapat porsi utama pada kegiatan ekonomi, politik, serta interaksi sosial. Sementara itu, sekuler, oleh para agamawan, selalu dihubungkan dengan "penerimaan" hal-hal yang tak sesuai ajaran Kitab Suci. Sekuler seringkali dihubungkan dengan membuat agama menjadi cambur baur sehingga kehilangan kemurniannya. Sehingga tak sedikit tokoh agama menolak paduan sekuler - liberal; bagi mereka, ajaran agama tak berubah, tetap sama sepanjang sejarah dan waktu; juga, tak ada tempat bagi relijius  sekuler liberal.  

Nah .....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun