Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teror di MH Thamrin, Suatu Titik Balik

16 Januari 2016   09:36 Diperbarui: 17 Januari 2016   08:56 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesadaran bersama dan sama-sama menyadari bahaya teror serta terorisme itulah yang perlu dibangun pada diri setiap orang Indonesia; orang Indonesia yang beragama serta cinta damai dan perdamaian.

 

Momen Titik Balik

Tidak bisa dibantah bahwa tak sedikit orang Indonesia yang memilih diam, tak bersuara, tidak mau berkomentar jika ada aksi-aksi intoleran, kekerasan atas nama agama, ataupun tindakan teror dan terorisme. Bagi mereka, "Lebih baik diam, daripada melawan mereka; toh bukan saya ataupun kelompokku yang menjadi korban."  "Diam" seperti itulah secara langsung ataupun tidak, menjadi "suport" pada diri kaum teroris; mereka jadi "yakinkan diri" bahwa memeliki sejumlah besar pendukung.

Peristiwa Thamrin kemarin, agaknya telah menjadi titik balik; titik balik yang menunjukkan bahwa Orang-orang Indonesia sudah tidak lagi menjadi "Mayoritas Diam;" mereka sudah bersuara, serempak berseru nyaring dengan cara dan model masing-masing. Saya, justru sangat senang dengan "tidak diamnya" warga Indonesia termasuk Jakarta, karena sejak 2010, ketika ada teriakan-teriakan di Media tentang aksi teroris, cuma sedikit orang yang nyaring bersuara, sebagian besar memilih "tak peduli" dan bereaksi sesaat.

Kini, sementara dan setelah Teror di Thamrin, terjadi hal yang luar biasa, warga Jakarta seakan menonton atau ada di tengah-tengah hiburan ekstrim, mereka berani, melihat, berteriak, foto, merekam aksi teroro secara detail dan mengunggah ke Media Sosial. Selanjuytnya, dengan cara sendiri-sendiri dan unik melakukan "perlawanan" dan ejekan dengan penuh sinisme kepada para teroris. 

Sungguh, suatu titik balik; suatu bentuk perlawanan terhadap teror dan terorisme, yang muncul mendadak dan tak terencana, namun hasilnya sungguh membuat siapa pun ikut melawan kejahatan para penjahat kemanusiaan tersebut.

---

Mari kita lawan teror dan terorisme.

 

OPA JAPPY | FOTO KOMPAS.COM, JAPPY.8M.COM

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun