Tetapi, di balik itu, publik, rakyat kebanyakan, harus diobati, karena mereka juga sakit. Mereka harus pahami dengan baik bahwa jangan mengukur keberhasilan dan sukses seseorang dengan melihat sejumlah benda, harta dan uang.
Mereka pun harus menyadari bahwa, jika seorang “koruptor dermawan” tetap disanjung dan “didatangi ketika butuh uang” maka ia tetap sebagai pahlawan, bukan pelaku kejahatan.
Dengan demikian, berantas korupsi, bukan hanya tertuju kepada para pelakunya, namun juga menembus diri sendiri; diri sendiri
- yang ketika butuh uang, tidak berlari dan berseru kepada para koruptor;
- yang tidak menjadikan koruptor sebagai dewa penyelamat
- yang tidak membela koruptor
Ya, mungkin saja, kita, anda dan saya, juga berubah dan sembuh dari sakit parah.
OPA JAPPY | Gerakan Anti Korupsi Alumni Lintas Perguruan Tinggi
FOTO | KOLEKSI PRIBADI | JAPPY.8M.NET
SUPLEMEN:
KOLUSI:
Merupakan persepakatan antara dua [maupun lebih] orang ataupun kelompok dalam rangka menyingkirkan orang [kelompok lain], namun menguntungkan diri dan kelompok sendiri. Biasanya persepakatan itu dilakukan secara rahasia, namun ada ikatan kuat karena saling menguntungkan. Lamanya suatu kolusi biasanya tergantung keuntungan yang didapat; dan jika merugikan maka ikatan tersebut hilang secara alami. Kolusi dapat terjadi pada hampir semua bidang pekerjaan dan profesi; politik, agama, organisasi, dan institusi. Dengan itu, kolusi dapat menghantar pada kepentingan dan demi keuntungan kelompok [misalnya kelompok politik dan SARA] maupun pribadi, sekaligus penyingkiran serta penghambatan terhadap orang lain.