Â
Transkrip skandal rekaman, seakan magnit dengan kekuatan raksasa, link situs, web, blog yang memuat transkrip itu diklik dari berbagai penjuru dunia. Sama halnya dengan situs milik saya http://jappy.8m.net , menurut live traffic feednya, pengunjung terbanyak dari USA, Singapura, dan Indonesia. Saya pun berulangkali membacanya untuk membandingkan dengan tanya jawab pada persidangan MKD. Karena membaca ulang tersebut, siang tadi, ada hal yang menarik yaitu sebutan PROVINSI DAJJAL.  Â
Simak kutipan rekaman di bawah ini
SN: Kalau semen itu Pak, pada akhirnya bisa dibangun di situ gak, Di Timika? Kalau seandainya presiden sudah setuju. Udah, Pak Ketua kita di sini, tapi harus janji di Timika, sesuai permintaan itu bangun pabrik semen di sana
MS: Pak, masalah lahan di Papua itu juga masalah besar. Masalah hak ulayat itu susah. Pak Riza mau bangun di sana, berhubungan sama yang punya, Pak Iza sudah bayar. Nanti pamannya datang kamu bayar ke dia, saya mana. Datang lagi keponakannya. Itu yang bikin perang suku Pak.
MR: Itu mirip di Padang. Sama kalau di Padang
MS: Kepastian hukumnya tidak ada. Ada kebon sawit besar bagus cantik udah jadi Pak. Tiba-tiba ditutup sama gubernur katanya merusak alam. Kasihan Pak buat investor. Itu orang nggak jadi males menginvestasi
MR: Provinsinya Dajjal
MS: Betul Pak zamannya Dajjal
Dari kalimat-kalimat di atas, pembaca yang tahu persis peta geografis Indonesia, mudah mengerti provinsi yang dimaksud;Â Muhammad Riza Chalid sebut sebagai provinsi dajjal dan diaminkan oleh Maroef Sjamsuddin. Sebutan sebagai Provinsi Dajjal karena investasi yang bersangkutan mengalami kerugian di sana.
Bagiku, sebutan sebagai provinsi dajjal tersebut adalah suatu penghinaan atau bahkan penistaan terhadap ras - etnis Minang, sekaligus semua elemen di Provinsi Sumatera Barat. Sebutan sebagai provinsi dajjal agaknya tidak diperhatikan oleh orang-orang atan masyarakat asal Sumatera Barat. Oleh sebab itu, hingga saat ini belum muncul protes dan demo; mereka masih diam serta tanpa reaksi.
Dengan demikian, skandah rekaman, bukan hanya menyangkut Kepala Negara dan sejumlah Elite Nasional, melaln telah masuk pada penghinaan terhadap etnis atau bersifat sentimen SARA. Sebutan sebagai provinsi dajjal karena MR dan MS melihat hal-hal yang merugikan investasi mereka sebagai perbuatan dajjal.
Jadi, anda hanya diam, ketika kampung halamanmu disebut "Provinsi Dajjal!?"
Â
Opa JappyÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H