Buku-buku itu berisi tentang rencana para teroris untuk melakukan aksi terornya di seluruh vihara di Jakarta.
Ada target-target vihara yang jumlahnya di situ di seluruh ibu kota. Ada sekitar lebih dari 20-30 lokasi. Itu dalam bentuk print out dari komputer. ... Ini juga terkait yang sudah dilakukan yaitu di Vihara Ekayana yang pada Agustus lalu mengalami hal serupa. Itu adalah perencanaan, ... "
Berdasar penjelasan dari Brigjen Pol Boy Rafli Amar tersebut, dengan mudah menemukan garis merah antara pengeboman Vihara pada bulan Agustus 2013, dengan para teroris tersebut.Â
Agaknya para teroris tersebut, datang dari kelompok yang mempunyai sentimen, kebencian, amarah yang tak tertahankan sehingga berencana melakukan pengeboman terhadap Vihara-vihara yang ada di Nusantara, khususnya Jakarta.
Siapa mereka; siapa kelompok tersebut!? Tanyakan kepada rumput yang bergoyang.
Bagiku, kali ini, penembakan, penangkapan, dan adanya barang bukti di lokasi, sekaligus merupakan jawaban yang pas, tepat, dan pasti kepada Din Syamsudin dan juga mereka yang pada waktu itu menolak adanya teroris dibalik ledakan di Vihara Ekayana; bahwa peristiwa tersebut hanyalah petasan dan rekayasa.
Dengan pernyataan itu, seperti sebelum-sebelumnya Din yang cenderung membela kelompok-kelompok radikal, bahkan salah satu tokoh yang ingin bubarnya Densus 88 Anti Teror, Â maka mereka para radikalist akan semakin merajalela.Â
Toh, jika mereka melakukan tindakan-tindakan anarkis, maka akan dibela oleh Din Syamsuddin; Din sebagai pribadi dan Ketum Muhammadyah.
Kini, setelah ada yang tewas serta bertumpuk barang bukti, kira-kira apa lagi yang akan dikatakan oleh Din Syamsudin!? Mungkin saja, ia akan katakan cuma rekayasa atau pengalihan isue!?
 Entalah ....
Juga, agaknya Din Syamsudin, perlu untuk menahan diri untuk berucap mengenai atau tentang mereka yang disebut teroris di Indonesia, sebab jika salah bicara dan asal-asalan, maka akan disalahmengerti oleh banyak orang.Â