KematianAitazaz bukan saja membawa duka pada ayahnya, namun seluruh orang tua murid Sekolah Ibrahimzai, dan masyarakat Distrik Hagu (wilayah tang selalu ada konflik antara Syiah dan Sunni) di Pakistan tersebut. Mujahid Ali, ayah Aitzazs menyatakan bahwa, "My son made his mother cry, but saved hundreds of mothers from crying for their children, ... " (Pakistan's Express Tribune newspaper).
Mareka, orang-orang Hagu, meminta agar Aitazaz diberi penghargaan karena keberaniannya. "Ia menyelamatkan ratusan nyawa. Ia berhak mendapat penghargaan lebih dari Malala Yousafzai," kata salah satu warga masyarakat. "Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Aitazaz mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan ratusan siswa atau riabuan (Syiah dan Sunni) yang siapkan diri unyuk apel pagi, ... " ungkap lirih penuh duka dari Musadiq, yang juga sepupu Aitazaz.
Dalam kenangan terhadap Aitzaz, guru-guru dan temannya, berkata bahwa Aitazaz adalah siswa/remaja yang berani, murid yang baik, dan sering bekata 'Saya selalu siap untuk negara saya'; para gura di Sekolah Ibrahimzai, menyatakan bahwa Aitazaz adalah adalah shahid [martir]. Sebuah shahid dari seluruh bangsa Pakistan.
Selamat Jalan Aitazaz Hasan Bangash
doc dunyanews.tv1389324075996046186
*Notes: Pengguna Twitter meminta semua orang menggunakan hashtag #onemillionaitzazs #aitzaz. Menyerukan agar keberanian remaja ini diakui, serta mengenang Aitazaz Hasan Bangash sebagai pahlawan kemanusiaan untuk teman-teman sebayanya, warga Syiah dan Sunni yang tak berdosa; Aitazaz Hasan Bangash, ia tewas, namun menyelamatkan yang lain.13893219251285177154
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H